Bhagas meyakini pertikaian yang dilakukan antara Marshel Pesulap Merah dengan Gus Samsudin merupakan settingan belaka. Hanya saja warga tak terima dengan dampak yang ditimbulkan karena merugikan warga.
Dipicu dua pria berseragam Banser
Kedatangan Pesulap Merah ke Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin memicu berbagai reaksi para netizen. Kepala Desa Rejowinangun, Bhagas Wigasto, turut jadi bulan-bulanan netizen gegara bahkan dijuluki sebagai Kades KTP.
Dalam klarifikasinya, Bhagas mengatakan KTP yang dia minta ketika Marshel Pesulap Merah menantang Gus Samsudin dipicu karena adanya dua orang berpakaian Banser saling baku pukul.
Baca Juga:Pemuda Desa Rojowinangun Blitar Siap Buka Gelanggang Duel Pembuktian Gus Samsudin vs Pesulap Merah
KTP yang Bhagas minta dari kedua oknum ini bertujuan untuk mengetahui dari mana asalnya sebab ia tak mengenalinya. Belakangan diketahui dua orang berpakaian Banser tersebut bukanlah warganya atau penduduk Rejowinangun.
“Kalau pertikaian antara Marshel Pesulap Merah sama Samsudin, saya ndak ada urusan. Bodo amat. Ini kan karena dua oknum ini berpakaian ormas keagamaan yang sama, jadi saya melakukan deteksi dini dari mana asal dua orang ini,” ujarnya.
Ketika dimintai KTP, dua pria berpakaian Banser itu tak menghendaki karena alasan privasi padahal di sisi lain dua orang ini dianggap telah membuat gaduh warga Rejowinangun. Terlebih pimpinan Banser di wilayah itu juga sudah hadir di lokasi untuk meredam suasana.
Hasil penelusuran Pemdes Rejowinangun menunjukkan ternyata dua oknum berpakaian Banser yang bertikai ialah warga Tulungagung dan Malang. Keduanya masing-masing merupakan orang dari Pesulap Merah dan Gus Samsudin.
Baca Juga:Gus Samsudin Pendatang dari Lampung, Sebelum Punya Padepokan Dulu Penjual Barang Bekas