SuaraJatim.id - Jepang bisa mengirim astronot mereka ke stasiun ruang angkasa milik NASA yang mengorbot di bulan. Ternyata itu merupakan imbalan dari Amerika buat Jepang.
Kerja sama pengiriman astronot Jepang ini telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Astronot Jepang ini akan terbang di bawah kepemimpinan Badan Penerbangan dan Antariksa AS itu.
Pengikutsertaan astronot Jepang ini, ternyata sebagai bentuk imbalan bagi negara Asia itu karena menyediakan transportasi logistik dan dukungan lainnya kepada NASA.
Namun, astronot Jepang yang ditempatkan di stasiun luar angkasa di bawah perjanjian itu tidak akan mendarat di Bulan. Kemungkinan bagi astronot Jepang untuk ikut mendarat di Bulan akan ditentukan melalui konsultasi di masa depan.
Baca Juga:Artemis, Roket Terkuat Meninggalkan Bumi Menuju Bulan
Gateway adalah bagian dari program Artemis NASA, sebuah proyek multilateral yang dimaksudkan untuk kembali mengirimkan manusia ke Bulan pada 2024.
Menteri Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang Keiko Nagaoka dan administrator NASA dari National Aeronautics and Space Administration Bill Nelson menandatangani dokumen perjanjian tersebut dalam sebuah pertemuan daring.
Nagaoka mengatakan dia ingin memperkuat hubungan antara kedua negara terkait eksplorasi Bulan, dan Nelson menyebut Jepang sebagai mitra penting.
Kedua negara sepakat bahwa Badan Eksplorasi Ruang Angkasa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency) akan memberikan dukungan, termasuk baterai untuk modul Habitation and Logistics Outpost Gateway.
Badan Antariksa Jepang itu juga akan menyediakan transportasi menggunakan pesawat nirawak mereka. Jepang bermaksud untuk mulai mengirimkan empat ton material yang dimulai sekitar tahun 2030.
Baca Juga:NASA Akhirnya Berhasil Luncurkan Roket Artemis I ke Bulan
Jepang juga bertujuan untuk menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang mendaratkan manusia di Bulan.
- 1
- 2