SuaraJatim.id - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Gibran saat acara deklarasi dukungan daei Gerakan Muslim Persatuan Indonesia (Gempita) di Sudirman Grand Ballroom, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/12) sempat singgung cap anak ingusan yang kerap disematkan kepada Gibran Rakabuming Raka.
Prabowo menyebut bahwa cap anak ingusan kepada Gibran kemudian terbantahkan saat debat cawapres Pilpres 2024 beberapa waktu lalu. Menurut Prabowo, pada debat cawapres itu, Gibran tampil apik.
"Mas Gibran yang dibilang anak ingusan, ya kan? Enggak ada apa-apanya, ya kan? Hanya karena anaknya Jokowi, dihina, diejek, ya kan? Anda ikuti kan?" ujar Prabowo.
Prabowo menegaskan bahwa Gibran yang dianggap anak ingusan itu justru dapat membuktikan kapasitasnya sebagai cawapres lewat penampilan debat.
Baca Juga:Tengkleng Rica Pak Manto, Makanan Favorit Gibran, Ini Resepnya: Lengkap Cara Membuatnya
"Ternyata tampil dengan, tampil menurut saya, kalau saya guru yang harus kasih nilai, saya kasih nilai 9,9 saudara-saudara. Kalau nilai 10, katanya hanya untuk Allah SWT, kan begitu," tambahnya.
Lantas apa arti dari anak ingusan? Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anak ingusan memiliki 11 arti.
Menurut KBBI, arti anak ingusan adalah bayi. Arti lainnya dari anak ingusan adalah bocah.
Istilah anak ingusan kerap disematkan kepada generasi muda yang kemudian mendapat tanggung jawab besar. Menariknya, cap anak ingusan juga sempat disematkan kepada Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY pada Pilkada DKI Jakarta.
Cap anak ingusan ini memang identik sebagai bentuk pelecehan, merendahkan dan menyamakan seseorang dengan anak kecil yang bahkan membersihkan ingusnya saja belum sanggup.
Baca Juga:Elektabilitas Prabowo-Gibran Superior di 4 Daerah Ini, Ganjar-Mahfud Tertinggal Jauh, Posisi AMIN?
Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat singgung soal cap anak ingusan.
Menurut Luhut, publik Indonesia harusnya tidak boleh memberikan cap anak ingusan kepada generasi muda. Menurutnya, generasi muda menjadi tulang punggung untuk masa depan Indonesia.
"Jangan lagi kita gunakan istilah-istilah seperti anak ingusan, kita yang ingusan karena sudah tua,” ujarnya.