Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Choirul Umam mengatakan capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo terlalu sering menyerang Prabowo Subianto pada debat Pilpres.
"Debat ketiga ini semakin mempertegas pola relasi antarcapres. Prabowo yang telah memiliki elektabilitas yang relatif lebih terkonsolidasi, tampil bertahan; sedangkan Anies dan Ganjar terlihat kompak bersama-sama menyerang Prabowo untuk mengejar ketertinggalan basis dukungan elektabilitas mereka," kata Ahmad seperti dikutip dari Antara.
Ahmad menilai selama debat Anies langsung menyerang lebih awal atau preemptive attack, terutama pada pribadi Prabowo selaku menteri pertahanan.
Anies, menurut Ahmad, seolah-olah menjalankan strategi Tsun Tzu yang menekankan bila pertahanan terbaik adalah menang.
Baca Juga:Prabowo vs Anies vs Ganjar: Debat Panas Soal Laut Cina Selatan, Begini Awal Mulanya
Ahmad juga menilai mantan gubernur DKI Jakarta itu masih terbawa suasana pada Debat Pertama Capres Pemilu 2024, di mana serangannya dinilai mendapatkan poin politik lebih tinggi..
Anies bahkan tak segan menyebut presiden sebagai "panglima diplomasi" berulang kali. Dia nampak ingin menyentil Presiden Joko Widodo yang tidak tampil secara impresif dalam diplomasi global.