SuaraJatim.id - Beredar di media sosial pengakuan seorang wisatawan mancanegara asal Prancis mengaku mendapat perlakuan kurang mengenakkan saat berkemah di kawasan Seruni Poin Gunung Bromo.
Kejadian tersebut terjadi 5 Januari 2024 dan viral di media sosial tak lama ini. Camille Gabriele turis asal Prancis diduga mendapat perlakuan pelecehan seksual.
Camille membagikan kisahnya melalui akun Instagram milinya, @adventurewcam. Dia menceritakan ketika itu memang berniat melakukan solo camp di kawasan Gunung Bromo.
Perempuan 25 tahun itu sedang menjalankan hobinya hitchhiking alias menumpang dari Indonesia sampai ke Prancis dengan biaya nol rupiah.
Baca Juga:Viral Aksi Emak-emak Berhijab Curi Handphone dalam Hitungan Detik, Kelihatan Pro Banget
Awalnya, Camille berencana untuk berkemah di spot bernama Bukit King Kong. Belum sampai ke titik mendirikan tenda, tepatnya masih di Point di Desa Ngadisari Probolinggo, dia bertemu dengan seorang pria yang tidak dikenalnya.
Pria tersebut menggunakan sepeda motor dan diduga merupakan ojek warga lokal. Pria itu kemudian menawarkan Camille tumpangan.
Keduanya sempat mengobrol. Dari situ pria tersebut menyarankan Camille untuk mendirikan tenda di Seruni Poin, alasannya di Bukit King Kong berbahaya bila sendirian.
Akhirnya Camille memutuskan untuk mendirikan tenda di Seruni Poin. Pria yang menyarankannya untuk camp di tempat tersebut juga membantu membangunnya.
Tidak hanya itu, pria tersebut juga menawarkan camilan kepada Cemille karena mengetahui belum makan sesuatu.
Baca Juga:Viral Pernikahan Mewah Sepasang Monyet Pakai Adat Jawa
Keduanya masih terlibat obrolan. Hingga pada suatu momen membuat Camille kurang nyaman.
"Lalu, dia bertanya apakah dia bisa duduk di dalam tenda sambil ngobrol. Saya sebenarnya tidak nyaman dengan itu, tapi mau tidak mau karena dia begitu baik pada saya (gadis yang bodoh, iya saya tahu). Tapi sebelumnya, saya sudah beri tahu dari awal: Saya akan tidur di dalam tenda sendirian malam ini dan pria itu tidak masalah," tulisnya.
Camille sempat meminta pria tersebut pergi dengan alasan akan tidur. Bukannya bergegas meninggalkan tenda, pria yang dimaksud justru bersikukuh berdiam diri.
Bahkan, pria itu mempersilakan Camille untuk tidur, sementara tetap ia berada di dalam tenda.
Camille pun sudah meminta beberapa kali untuk pergi, tetapi pria itu tak mau. Hingga akhirnya Camille marah dan pria tersebut keluar dari tenda. Namun, tetap menolak pulang.
Kelakuan pria yang awalnya menawarkan bantuan tersebut semakin menjadi-jadi dengan meminta ciuman selama satu menit. Pria itu juga menawarkan uang bila Camille mau berciuman dengannya.
"Selang beberapa waktu, pria tadi akhirnya bilang, 'Beri saya uang Rp 100.000.' Tak mendapat jawaban dari Camille, pria tadi bilang lagi, 'Oke, Rp 50.000 saja dan saya akan pergi,' tulis Camille.
Tentu permintaan Camille tersebut tidak diturutinya. Pria itu justru mengatakan kepada Camille dengan nada ancaman akan kembali membawa teman-temannya.
Melihat gelagat tak baik, Camille langsung merapikan tenda dan memasukkannya ke dalam tas. Dia lantas pergi menuju ke homestay terdekat.
Terpisah, Kades Ngadisari Sunaryono membenarkan peristiwa tersebut. Ia menceritakan kejadiannya berlangsung sekitar sebulan lalu.
Kasus tersebut pun telah dimediasi dan keduanya sepakat untuk berdamai. "Dari mediasi yang berakhir damai yang dilakukan pada pukul 23.00 WIB di kantor Desa, bahwa wisatawan mancanegara ini tidak menuntut," kata Sunaryono dilansir dari TIMES Indonesia--partner Suara.com, Selasa (13/2/2024).
Terduga pelaku juga sudah diberikan pembinaan dari Koramil Sukapura. "Untuk pelaku sendiri merupakan ojek kuda, yang kebetulan pada saat kejadian lewat dengan menggunakan motor, kemudian mengajak turis tersebut," imbuhnya.
Menurut keterangan Sunaryo, terduga pelaku mengakui perbuatannya, namun tidak sampai bersentuhan. Korban juga membenarkan bila tak sampai ada sentuhan.
Sunaryono berpesan, kepada masyarakat, pelaku jasa wisata, maupun wisatawan harus selalu waspada dengan orang yang tidak dikenal.
"Bagi wisatawan, jangan menganggap orang yang ada di Bromo itu orang lokal atau orang yang berperilaku baik, jadi kewaspadaan perlu dijaga, dan bagi masyarakat lokal juga harus waspada jangan gampang percaya orang asing, jangan menganggap orang yang datang ke Gunung Bromo untuk berwisata saja, namun punya tujuan lain," tutupnya.