SuaraJatim.id - Berangkat haji merupakan impian umat Islam. Setiap muslim berkeinginan berangkat ke Tanah Suci, karena termasuk Rukun Islam kelima.
Namun, bagi yang belum berkesempatan naik haji ada amalan dari KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha.
Pengasuh Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3iA), Rembang itu punya amalan yang bisa dilakukan di hari Arafah.
"Saya itu setiap Arafah ada kebiasaan, kamu ikut boleh, tidak ikut juga boleh. Setelah zuhur saya itikaf di pondok dan kadang di pemakaman bapak. Itikaf dengan baca Al-Qur'an. Tidak doa aneh-aneh. Kadang ya belajar," katanya dikutip dari NU Online.
Baca Juga:Ingin Komunikasi Bebas dan Lancar di Tanah Suci, IM3 Siapkan Paket Roam Haji
Para waliyullah banyak melakukan doa dan amalan khusus di waktu Arafah. Karena hal tersebut kebiasaan orang saleh, maka layak dilakukan.
"Saya pernah baca kitab, waliyullah itu tidak ikut haji, tapi memperingati hari Arafah. Waktu saat itu (Arafah) sangat luar biasa. Meskipun ada sebagian yang bilang ini bidah," ujarnya.
Kebiasaan yang dilakukan ulama asal Rembang, Jawa Tengah itu membaca doa Hari Arafah. Karena biasanya Iduladha Indonesia dengan Arab Saudi berbeda, Gus Baha membacanya dua hari.
"Saya doa di arafah dua hari. Sebab saya khawatir malaikat pakai (ukuran) matlak Arab Saudi atau Indonesia. Saya sampai saat ini sering membaca doa Arafah. Belum pernah saya tidak baca doa Arafah," ungkapnya.
Dia menjelaskan, doa Arafah pernah diamalkan di dua waktu, waktu wukuf di arafah setelah dzuhur. Namun, bila disesuaikan dengan waktu Indonesia, maka setengah lima sore.
Baca Juga:Jemaah Haji Asal Bojonegoro Wafat Sesaat Sebelum Masuk Masjidil Haram
Bagaimanapun dia orang Indonesia, karena itu menyesuaikan dengan wukuf di Arafah. "Saya baca setengah lima agar sama dengan malaikat turun di arafah. Selasa saya puasa arafah, saya kalau puasa hanya satu hari itu saja," ujar Gus Baha.