Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Sabtu, 13 April 2019 | 16:46 WIB
Warung nasi goreng milik tersangka AS yang diduga digunakannya bersama tersangka AJ sebagai tempat melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap guru honorer Budi Hartanto (28). (Suara.com/ Agus H)

SuaraJatim.id - Tersangka AS (34) dan AJ diduga membunuh dan memutilasi Budi Hartanto (28), di sebuah bangunan kecil beratap asbes di Jalan Surya, Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Budi Hartanto diketahui merupakan guru honorer dan berprofesi sebagi penari serta pelatih tari.

Bangunan itu disewa tersangka AS untuk usaha warung kopi dan masakan khas Malaysia. Lokasi tersebut sebenarnya berada di lokasi yang padat penduduk.

Tetangga warung paling dekat adalah Sujilah (65), yang tinggal seorang diri di rumah yang hampir berhimpitan dengan bangunan warung itu.

"Jualannya nasi goreng, mie goreng, enggak tahu persisnya tapi khas masakan Malaysia katanya," ujar Sujilah kepada Suara.com, Sabtu (13/4).

Baca Juga: Tersangka Kedua Pemutilasi Mayat dalam Koper Tiba di Polda Jatim

Mayat dalam koper. (Suara.com/Agus H)

Menurut Sujilah, warung dengan bangunan berukuran sekitar 5 x 7 meter itu sudah disewa oleh AS selama satu tahun.

Untuk tampak depan, warung itu terdiri dari dua bagian. Satu bagian adalah bangunan permanen, satu bagian lagi area kosong menyerupai garasi.

Di bangunan permanen terdapat dua ruang yaitu ruang depan yang lebih luas yang disediakan bagi pembeli untuk duduk dan makan. Satu ruang lagi yang lebih sempit adalah kamar tidur.

"Dengar dari polisi yang datang ke sini kemarin, di kamar tidur itu pembunuhannya," ujar Sujilah.

Sujilah pun bercerita pada malam Budi Hartanto dibunuh dan dimutilasi, ada seseorang yang lari ketakutan dari warung nasi goreng milik tersangka AS dimana pembunuhan dan mutilasi itu diduga terjadi.

Baca Juga: Tersangka Pemutilasi Mayat dalam Koper Diperiksa, Kakinya Diperban

Sujilah yang rumah tinggalnya hampir berhimpitan dengan warung nasi goreng AS, mengaku mendengar seseorang berlari dari kamar tidur AS menuju ke jalan dalam keadaan takut.

"Antara pukul 11 sampai 12 malam, saya mendengar suara orang berteriak tapi agak ditahan suaranya 'hi...wedhi aku...wedhi aku...wedhi aku...' (hi...takut aku...takut aku...takut aku...)," tutur Sujilah.

Tapi Sujilah mengaku tidak yakin tentang siapa orang yang berlari ketakutan tersebut meski dia menduga orang tersebut adalah tersangka AS.

Sujilah tidak bisa menduga apa sebab orang tersebut lari ketakutan meskipun dia tidak menyangkal pikiran bahwa mungkin saja orang tersebut adalah salah satu pelaku yang ngeri melihat pelaku lain memotong leher Budi Hartanto.

Selanjutnya, Sujilah yang tinggal seorang diri itu mengaku tidur dan menghilangkan kecurigaan yang ada di pikirannya. Ketika dia mendengar kabar dari warga dan berita media bahwa pagi hari itu ditemukan mayat tanpa kepala di Karanggondang, Udanawu, dia pun tidak menaruh curiga.

Sujilah hanya merasa heran bahwa AS tidak nampak di warungnya pada siang hari Rabu itu dan warungnya pun tutup. Dia sempat menanyakan kepada AS tentang suara orang lari ketakutan pada Selasa malam itu.

"Dia (AS) bilang bahwa dia mimpi buruk, katanya pundaknya ketimpa kayu yang sangat besar sekali sampai dia bangun dan lari ketakutan," tutur Sujilah.

Diberitakan sebelumnya, mayat Budi Hartanto ditumukan warga di pinggir Sungai Temas Lama, di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Rabu pagi (3/4) dalam kondisi tanpa kepala.

Polisi sempat kesulitan mencari kepala warga Mojoroto, Kota Kediri, Jatim tersebut.

Budi, korban mutilasi dalam koper. (istimewa)

Baru pada Jumat pagi (12/4) kepala Budi ditemukan di Kali Jlemekan, di Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kediri, menyusul penangkapa tersangka AJ di wilayah Kediri.

Kondisi kepala sudah membusuk, dan siang harinya segera dimakamkan di liang kubur tempat jasad tanpa kepala di kebumikan.

Pada hari yang sama polisi juga telah menangkap AS di ruas tol dalam kota di Jakarta saat dia sedang dalam perjalanan mengendarai bus umum.

Kontributor : Agus H

Load More