SuaraJatim.id - Video viral soal isu penganiayaan terhadap dua Orang Utan yang berada di Kebun Binatang Surabaya (KBS) Jawa Timur melalui media sosial Instagram dibantah pihak manajemen.
Kasi Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS) Wini Hustiani bahkan menyebut, unggahan video yang menyebar tersebut murni hoaks atau kabar bohong. Lebih lanjut, Wini menyayangkan tindakan warganet yang dinilai kurang bijak.
"Silahkan, boleh-boleh saja memvideokan seperti itu kalau memang benar adanya," kata Wini dilansir dari beritajatim.com - jaringan Suara.com, Kamis (27/6/2019).
Diakui Wini, video tersebut memang diambil dari salah satu kandang Orang Utan yang berada di KBS. Wini menjelaskan di kandang tersebut memang ditempati dua primata, Orang Otan kakak beradik yakni Rizky (6), Orang Utan Jantan (6) dan Damai (8), Orang Utan Betina.
"Mereka berdua ini tingkahnya aktif banget, layaknya anak kecil seumuran mereka," katanya.
Saat itu ketikan sudah sore, lanjut Wini, keduanya digiring oleh sang pawang untuk masuk ke dalam kandang tidurnya. Diawali dengan Rizky, sang adik, kemudian baru disusul sang kakak, Damai.
Namun Risky tidak cepat masuk, sehingga Damai masuk lebih dulu. Entah mungkin karena sedang bad mood, Rizky tiba-tiba mencengkeram lengan Damai. Mengetahui hal itu, sang pawang yang kebetulan sedang berada di dalam kandang, secara refleks langsung mengambil tindakan dengan memukulkan selang air ke lantai dan dinding kandang.
"Saat itu saya refleks memukulkan selang air agar mencegah perkelahian dua primata itu lebih lanjut," kata Jafar, pawang primata Rizky dan Damai.
Alhasil, melihat video yang tersebar itu, Jafar pun angkat bicara.
Baca Juga: Desain Ibu Kota Baru, Kawasan Pemerintahan hingga Konservasi Orang Utan
"Yang terdengar dalam video itu merupakan suara pukulan selang air ke lantai, bukan ke tubuh primata dilindungi tersebut," ujarnya
Sebab, lanjutnya, Orang Utan akan berhenti berkelahi bila mendengar suara seperti pukulan selang air seperti yang dilakukannya yang sudah menjadi isyarat berhenti bagi mereka, Orang Utan.
"Sebenarnya sih disemprot air. Kan suara semprotan air itu juga bisa membuat takut dan menghentikan Orang Utan itu. Tapi berhubung jarak selang air, terlalu jauh dari jangkauan keeper, alhasil refleks keeper seperti itu saja," tambah Wini.
Pun demikian, kondisi Rizky dan Damai saat ini masih dalam kondisi sangat baik. Setelah kejadian itu, pihak kesehatan sudah memastikan tidak ditemukan luka ataupun lainnya.
"Bahkan kemarin waktu ada rekan-rekan media dari TV meliput, Risky dan Damai pun terlihat berpelukan dan asik-asik saja," jelas Wini.
Sebelumnya di media sosial Instragram, sempat tersebar postingan video instastory yang memperlihatkan dugaan penganiayaan terhadap dua primata, Orang Utan di KBS pada Minggu (23/6/2019) lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Bandara Dhoho Kediri Hidup Lagi, DPRD Jatim Sambut Optimisme Baru
-
Cek Kesehatan Gratis Bisa Dilakukan Kapanpun, DPRD Jatim: Harus Jadi Gaya Hidup
-
Pengangguran Terbuka Jatim Turun 3,88 Persen, Gubernur Khofifah: Bukti Ekonomi Tangguh dan Inklusif
-
KPK Geledah Ruang Bupati Ponorogo, Usut Suap Jabatan dan Proyek RSUD
-
Jatim Sabet Indonesia Kita Awards, Gubernur Khofifah: Desa Mandiri Jadi Penggerak Ekonomi Daerah