SuaraJatim.id - Di Jember, pembagian bansos corona benar-benar carut marut, berantakan dan amburadul. Banyak orang miskin tak dapat, sampai Ketua RT dan RW dibuat pusing.
Video yang menayangkan protes warga Kabupaten Jember, Jawa Timur, kepada Bupati Faida merupakan potret problem pembagian bantuan sosial yang berpangkal dari masalah pendataan.
Pengurus pemerintahan terbawah akhirnya harus bersiasat untuk memastikan agar tidak ada kecemburuan sosial di antara problem tak tepat sasarannya bantuan.
Dalam video itu, warga mempertanyakan bantuan sosial yang tak tepat sasaran.
“Kalau di tempat kami, 40 persen yang luput. Yang membuat iri warga, ada dua orang yang mampu dapat bantuan sosial tunai: satu orang pengusaha dan satu orang lagu punya mobil. Ini menyulut rasa keadilan masyarakat, kenapa yang mampu kok dapat,” kata Agus Sumardiono, Ketua RW 028 di Lingkungan Pattimura, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Sabtu (23/5/2020).
Bantuan sosial tidak tepat sasaran ini membuat pengurus RT dan RW jadi sasaran warga. Padahal mereka tidak dilibatkan dalam pendataan.
“Tiba-tiba data muncul dan dikabari: ‘ini data warga Anda yang dapat bantuan’. Ini dilemanya. Kami kan bingung,” kata Agus.
Tak ingin terjadi konflik, pengurus RT dan RW mengumpulkan warga di musala. Di sana, mereka menjelaskan kepada warga.
“Karena waktu hendak pencairan bantuan, di wilayah kami sudah ramai. Masyarakat sudah mengakses nama-nama penerima bantuan melalui media massa. Warga miskin yang tidak menerima bantuan banyak yang komplain kepada RT-RW,” kata Agus.
Baca Juga: Masya Allah, 5.402 Orang Pasien Corona RI Sembuh saat Lebaran
Berada dalam posisi dilematis membuat Agus geram. Dia dan para ketua RT sepakat untuk mempersilakan petugas pemerintah daerah untuk memberikan sendiri kartu keluarga sejahtera (KKS) kepada warga tanpa didampingi.
“Ada enam orang penerima. Tiga orang di antaranya sudah meninggal dunia, tapi namanya masih muncul. Kartu tidak bisa diberikan kepada ahli waris dan dikembalikan kepada bank,” kata Agus.
Agus dan para ketua RT sepakat tidak mendampingi petugas ke rumah penerima bantuan, karena tak ingin disalahpahami warga.
“Kalau kami mengantarkan, nanti warga mereka kami yang melakukan pendataan,” katanya.
Agus akhirnya mengontak warga yang menerima bantuan agar datang ke rumahnya.
“Jadi kartu itu diterima di rumah saya. Tapi kartunya belum ada isinya apa-apa,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
Pilihan
-
Liverpool Beri Jalan Mees Hilgers ke Premier League
-
Bobotoh Diminta Serbu GBLA! Marc Klok: Di Bandung, Lawan Tidak Akan Dapat Apa-Apa!
-
Dua Raksasa Properti Jepang Kajima & Mitsubishi Dikabarkan Incar Saham Diamond Citra Propertindo
-
Penonton Kecewa! Kelme Telat Kirim, Persib Main Laga Penting Tanpa Jersey Anyar
-
Momen Kapal Tentara China Hancurkan Sekutu Sendiri saat Kejar Pasukan Filipina
Terkini
-
Khofifah Beri Bantuan Khusus Nelayan Pacitan, Optimistis Sejahterakan Nelayan di Seluruh Jawa Timur
-
BFLP 2025: Cara BRI Mencari Talenta Muda Terbaik dengan Proses Seleksi yang Seru dan Efisien!
-
Isi Surat Edaran Bersama Penggunaan Sound Horeg di Jawa Timur
-
Bank Mandiri dan Pakuwon Group Berkolaborasi Hadirkan Shop Til U Drive bagi Warga Surabaya
-
DPRD Jatim Sepakat, Raperda Perlindungan Perempuan dan Anak Diperlukan