SuaraJatim.id - Lanjutan persidangan kasus pencabulan anak yang dilakukan oleh pendeta digelar Pengadilan Negeri (PN) Surabaya pada Kamis (4/6/2020). Dalam lanjutan sidang tersebut, Majelis Hakim PN Surabaya Yohanes menolak eksepsi tersangka Hanny Lantara yang diketahui merupakan pendeta di Gereja Happy Family Center.
Dengan penolakan eksepsi tersebut, maka sidang dilanjutkan pembuktian.
Sementara itu, penasehat hukum Hanny Lantara dari LBH Mawar Sharon Jefri Simatupang mengemukakan, eksepsinya tak dapat diterima karena sudah masuk pokok perkara.
“Hakim menolak eksepsi kami, karena sudah masuk ke pokok perkara” kata Jefri seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Kamis (4/6/2020).
Untuk diketahui, Hanny Layantara melalukan perbuatan cabulnya disertai dengan mengancam IW jika sampai mengungkap tindakannya. Dari keterangan polisi, Hanny mengancam akan menghancurkan keluarganya, termasuk pelaku jika tak mau menuruti permintaannya.
“Korban dipaksa oleh pelaku dipaksa dengan ancaman ‘kamu jangan bilang atau kasih tahu siapa-siapa, apalagi ortumu. Jika kamu kasih tau, maka saya hancurkan kamu dan kedua ortumu juga akan hancur, suamimu ke depan tidak perlu tahu’. Begitu ancamannya,” ungkap Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol R Pitra Andrias Ratulangie dalam releasenya pada Senin (9/3/2020) lalu.
Dari keterangan saksi dan korban, aksi bejat yang dilakukan Hanny kepada IW terjadi di ruang tamu dan kamar tidur tersangka di Lantai 4 Gereja Happy Family Center.
Di tempat tersebut, pelaku memaksa memeluk korban, kemudian memaksa untuk telanjang, mencium badan korban, menyuruh korban memegang alat vital pelaku. Setelah dicabuli, kata Pitra, korban langsung diajak untuk berdoa agar keduanya bisa berdua lagi untuk melakukan tindakan bejat itu, serta meminta korban agar percaya kepada Tuhan bahwa hal yang dilakukan adalah tindakan normal antara ayah dan anak angkat.
Sebelumnya, kasus ini mencuat setelah korban melalui juru bicara keluarga melakukan pelaporan ke SPKT Polda Jatim dengan nomor LPB/ 155/ II/ 2020/ UM/ SPKT, pada Rabu 20 Februari 2020.
Baca Juga: Sidang Perdana Pendeta Cabul di Surabaya Dilakukan Tertutup
Korban mengaku telah dicabuli selama 17 tahun, sejak usia 9 tahun hingga 26 tahun. Namun, dari hasil pengembangan terakhir pencabulan terjadi dalam rentang waktu 6 tahun saat usia korban masih 12 tahun hingga 18 tahun.
Berita Terkait
-
Sidang Perdana Pendeta Cabul di Surabaya Dilakukan Tertutup
-
Update Terbaru Pendeta Cabul Surabaya Siap Diseret ke Meja Hijau
-
Bakar Istri Hidup-hidup, Maspuryanto Diganjar Hakim Vonis Ringan
-
Pengacara Pendeta HL Klaim Dugaan Cabul yang Dilakukan Kliennya Kadaluarsa
-
Gali Motif Perkosa Jemaat Anak-anak, Polisi Periksa Kejiwaan Pendeta HL
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
Niat Sholat Rebo Wekasan di Bulan Safar, Amalan Tolak Bala Beserta Pandangan Ulama
-
Festival Mangrove, Gubernur Khofifah Ajak Warga Jaga Ekosistem dan Bangun Ekonomi Berkelanjutan
-
DPRD Jatim Kritik Anggaran untuk Isu Perempuan dan Anak di Rancangan P-APBD 2025
-
DPRD Jatim Soroti Defisit dan Ketergantungan SiLPA di P-APBD 2025 yang Membengkak
-
Diapresiasi Nasabah, BRI akan terus Akselerasi Inovasi dan Memperluas Jangkauan QLola