Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 22 Juli 2020 | 21:05 WIB
Hewan kurban di Blitar (Suara.com/Farian)

SuaraJatim.id - Gegara Wabah Covid-19, panitia kurban di salah satu kampung di Kecamatan Kediri Kota tak berani menyembelih hewan warga. Sebagai gantinya, penyembelihan hewan kurban akan dilaksanakan tahun depan.

Fenomena panitia kurban tak berani menyembelih hewan ini diungkap Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Pengolahan dan Pemasaran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri Pujiono.

"Ini ada kasus begini. Jadi sudah ingin kurban, sudah ada hewan kurbannya, sudah ada uangnya, tapi panitia kurbannya tidak bersedia atau tidak berani melaksanakan kurban," kata Pujiono kepada wartawan, Rabu (22/7/2020).

Tak hanya panitia kurban, lanjut Pujiono, ibu-ibu di wilayah setempat juga tak bersedia mencacah daging hewan kurban. Diduga ibu-ibu tersebut takut tertular Covid-19, sebab aktivitas mencacah daging biasanya berkerumun.

Baca Juga: Permintaan Melonjak, Harga Kambing Kurban di Kota Kediri Tembus Rp 5,5 Juta

"Ibu-ibu itu takut. Jadi (hewan kurban) dipotong sudah, terus bagian yang nyeceli (nencacah) dia lebih waspada. Karena nanti kan kontaknya (berkerumun) semakin lama, ini ada kasus seperti itu," katanya.

Pujiono tak menjelaskan secara detail kasus tersebut. Menurutnya, kasus ini hanya dijumpai di satu lokasi di Kecamatan Kediri Kota. Sebagai gantinya, pelaksanaan kurban di daerah itu akan dilaksanakan tahun depan.

"Ya satu titik yang sudah ketahuan, kebetulan Kecamatan Kota. Sudah ada barangnya, hewannya sudah ada, panitianya sudah ada, yang kurban juga sudah ada, cuma (pelaksanaannya) ditunda tahun depan," ungkapnya.

Pemotongan hewan kurban sebenarnya tidak harus dilaksanakan oleh warga setempat, namun juga bisa di rumah potong hewan (RPH). Warga yang hendak menyembelih hewan kurban di RPH tinggal menyewa jagal.

"Kalau di RPH ini fasilitasnya sudah lengkap, tempatnya nyaman, kemudian airnya bersih, tempat pembuangan kotoran sudah lengkap. (RPH) hanya menyediakan tempat, itu Rp 50 ribu retribusinya," ujarnya.

Baca Juga: Jelang Iduladha, RPH Giwangan Batasi Jumlah Pemotongan Hewan Kurban

"Tapi nanti biaya motong (menyembelih hewan kurban), biaya nyeceli (mencaci daging) itu sendiri. Mungkin membawa (jagal dan pencacah daging) sendiri dari rumah juga lebih bagus," sambungnya.

Load More