Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 11 Desember 2020 | 10:20 WIB
Ilustrasi pilkada serentak 2020 dan Covid-19. [Suara.com/Eko Faizin]

"Saya itu baru bertemu (Mak Rini) dua kali. Pertama saat makan siang, kedua saat mengambil rekom poro Kyai itu," kata Rahmat Santoso selepas berdeklarasi maju mendampingi Mak Rini dilanjutkan mendaftar ke KPU silam beberapa waktu lalu.

Tahapan demi tahapan dilalui. Rijanto-Marhaenis nampak begitu menguasai suara di permukaan. Tiga kali debat pun, Mak Rini dan Makdhe Rahmat mendapat banyak hujatan oleh warganet.

Tapi kadang kenyataan tidak semulus yang diharapkan. Pada coblosan 9 Desember 2020 kemarin, hasil akhirnya jagoan PDIP keok versi quick count.

"Kami punya tim yang wah. Ada barikade, ada tim baret merah ada semua elemen masyarakat. Kita sebar di awal setelah rekom," kata Mak Rini saat ditanya Suarajatim.id usai mengklaim kemenangan versi hitung cepat itu.

Baca Juga: Quick Count Internal, Paslon Pilkada Kabupaten dan Kota Blitar Klaim Menang

Kendati demikian, pasangan ini masih menunggu penetapan kemenangan hasil dari rekapitulasi tingkat KPU Kabupaten Blitar.

"Oleh sebab itu kita akan kerahkan tim untuk mengawal hasil pemilihan ini hingga ditetapkan oleh KPU," kata Ketua Tim IT yang juga Ketua DPC PAN Kabupaten Blitar, Heri Romadhon.

Kemenangan Mak Rini ini jelas mengguncang Blitar. Selama dua dekade, Blitar seperti milik kader PDIP. Mulai dari Bupati Imam Muhadi, Herry Noegroho dua periode, lalu Bupati Rijanto yang juga diusung PDI Perjuangan.

Bagaimana dengan Pilkada Kota Blitar? Ternyata berbeda. Di wilayah perkotaan PDI Perjuangan justru meraih kemenangan.

Paslon yang diusung di Pilkada Kota Blitar ini petahana Santoso-Tjutjuk Sunaryo. Mereka kemarin mengklaim kemenangan versi hitung cepat internal. Pasangan ini mengungguli penantang Henry Pradipta Anwar - Yasin Hermanto.

Baca Juga: Bawaslu Blitar Sebut Banyak Pasien COVID-19 Tak Gunakan Hak Suaranya

"Kemenangan ini adalah kemenangan Kota Blitar. Kita sebetulnya semua sama. Semua sudah turun ke masyarakat baik pasangan 01 maupun pasangan 02. Tapi itulah kenyataannya. 57.30 persen masyarakat Kota Blitar memilih pak Santoso," kata Ketua DPC PDI Perjuangan, Syahrul Alim.

Kontributor : Farian

Load More