SuaraJatim.id - Persoalan kekerdilan atau stunting di Indonesia memang menjadi fokus Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ). Di Jatim sendiri, persoalan ini pun membutuhkan penanganan serius.
Menurut data dari Kemenkes, masalah stunting di Jatim mencapai 23,5 persen. Kasus tertinggi masih dipegang Kabupaten Bangkalan dengan 38,9 persen. Sementara terendah Kota Mojokerto di angka 6,9 persen.
Kemudian terendah kedua Kota Madiun 12,4 persen dan terendah ketiga adalah Kota Blitar dengan 12,9 persen. Survei tersebut berasal dari status gizi Indonesia yang dilaksanakan Balitbang Kemenkes.
"Jadi, mereka pakai sampling dan kebetulan Kota Mojokerto disampling cukup banyak, jadi validitas angka itu cukup tinggi dan itu survei resmi tahun 2021," kata Sekretaris Dinas Kesehatan setempat, Farida Mariana, Senin (10/01/2022).
Menurut dia, kekerdilan itu dari hasil pemeriksaan perawakan tinggi badan yang tidak sesuai. "Kalau dari hasil kami sekitar 515 anak. Itu nanti yang ketemu kami konsultasikan ke dokter spesialis anak yang ada di Puskesmas," kata dia.
Ia mengatakan kekerdilan tersebut, perlu dilihat penyebab perawakan pendeknya karena apa, kalau misal karena orang tua pendek tak masalah, karena dari turunan dan genetik.
"Namun, jika itu dari pola asuh yang kurang atau karena penyakit, harus diintervensi. Sebab, itu adalah kekerdilan," ujarnya menambahkan.
Secara terpisah Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan dalam persoalan kekerdilan ini ditangani mulai dari hulu ke hilir secara preventif, yakni mulai dari calon pengantin dan pada saat hamil serta lahir bayi. Jangan sampai anak kurang gizi atau salah pola asuh.
"Pas balita udah kadung kerdil kami kawal dari sisi gizi, tapi itu pun tak bisa Dinkes saja yang gerak. Ini proses 'keroyokan', jadi lintas OPD bergerak, harapannya bisa diturunkan," ujarnya.
Baca Juga: Pemkab Bangkalan Telisik Kasus Pemotongan Honor Petugas Vaksinasi COVID-19
Rendahnya angka kekerdilan ini, katanya, juga bisa diartikan adanya kesejahteraan di masyarakat Kota Mojokerto.
"Jadi, sudah banyak kegiatan dari berbagai OPD, misalnya dari Diskoperindag bagaimana inkubasi wirausaha yang mampu mengerek pendapatan warga miskin yang akhirnya balita kita yang tadinya kurang gizi jadi terangkat," ujarnya.
Berita Terkait
-
Pemkab Bangkalan Telisik Kasus Pemotongan Honor Petugas Vaksinasi COVID-19
-
Lansia Mojokerto Tewas Tercebur Sumur
-
Kasus dugaan Korupsi Bank Jatim Rp1,5 miliar, Kejaksaan Menahan Tiga Tersangka
-
Hanya Ada di Mojokerto, Rumah Burung Ini Nilainya Rp60 Juta
-
Warga Heboh Sungai Ledeng Mojokerto Berubah Warna Jadi Merah Darah
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Niat Sholat Rebo Wekasan di Bulan Safar, Amalan Tolak Bala Beserta Pandangan Ulama
-
Festival Mangrove, Gubernur Khofifah Ajak Warga Jaga Ekosistem dan Bangun Ekonomi Berkelanjutan
-
DPRD Jatim Kritik Anggaran untuk Isu Perempuan dan Anak di Rancangan P-APBD 2025
-
DPRD Jatim Soroti Defisit dan Ketergantungan SiLPA di P-APBD 2025 yang Membengkak
-
Diapresiasi Nasabah, BRI akan terus Akselerasi Inovasi dan Memperluas Jangkauan QLola