SuaraJatim.id - Salah satu jejak prasati kuno di Lamongan kini hilang, yakni Prasasti Pamwatan atau Pamotan. Padahal prasasti ini berisi sejumlah informasi berharga.
Di sisi lain, relif tulisan pada prasasti tersebut belum tuntas dibaca. Kondisi ini tentu meninggalkan teka-teki sampai kini. Misalnya soal informasi kapan prasasti itu dibuat dan tujuannya untuk apa.
Prasasti Pamotan ditemukan di Desa Pamotan Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan. Diperkirakan, prasasti tersebut hilang pada Kamis tengah malam, 11 September 2003 silam.
Sejarawan Lamongan, Supriyo, mengatakan beberapa warga desa Pamotan mengaku sudah tak lagi menjumpai prasasti batu (Pamotan) di tempatnya sejak Jumat tanggal 12 September 2003.
"Lalu dilaporkan kepada kepolisian setempat pada hari berikutnya oleh Drs. Asnan selaku Kepala Kantor Cabang Dinas P dan K Kecamatan Sambeng waktu itu,” ujarnya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Rabu (1/6/2022).
Sampai sekarang, ungkap Supriyo, prasasti yang isinya belum tuntas dibaca tersebut tidak diketahui keberadaannya. Hilangnya Prasasti Pamotan ini menimbulkan misteri dan mengundang perdebatan panjang tentang apa yang terjadi di masa lampau.
“Prasasti aslinya kini sudah tidak ada, hanya menyisakan batu persegi yang merupakan bagian lapik prasasti. Kemudian pada tahun 2019, dibuatlah duplikat Prasasti Pamotan berdasarkan inisiatif Sekcam Sambeng waktu itu,” imbuhnya.
Supriyo menjelaskan Prasasti Pamotan pertama kali terdata dalam RDC 1907. Dalam artikel Verbeek nomor 435 disebutkan tentang adanya batu bertulisan di desa Pamotan, distrik Mantup yang berangka tahun 964 Saka (Verbeek 1891:221;Knebel 1907: 268), prasasti kemudian dikenal dengan prasasti Pamwatan, sesuai dengan lokasi ditemukannya.
Pembacaan Prasasti Pamotan ini, tambahnya, pertama kali dilakukan oleh L.C Damais, terutama pada bagian depan atas yang memuat angka tanggal 5 Suklapaksa bulan Posya tahun 964 Saka (19 Desember 1042 Masehi). Raja yang mengeluarkan prasasti adalah Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa.
Baca Juga: Tersangka Kasus Investasi Bodong yang Hebohkan Lamongan Segera Disidangkan
“Prasasti ini ditulis dalam aksara jawa kuna pada keempat sisinya (a-b-c-d). prasasti ini merupakan prasasti batu berpuncak setengah lingkaran, ukurannya sesuai dengan data yang tertulis dalam rapporten ukuran, tinggi 92 cm, lebar bagian tengah 88 cm, dan lebar bawah 67 cm,” terangnya.
Menariknya, Supriyo menuturkan, pada bagian atas prasasti berbahan batu andesit ini terdapat tulisan “Dahana” yang dipahat timbul dengan model aksara jawa kuno besar atau sering disebut aksara kwadrat. Kondisi aksara pada bagian bawah prasasti juga sudah sangat aus dan sebagian terpendam tanah.
“Sebagian besar ahli arkeologi berpendapat bahwa penulisan kata Dahana ini berkaitan dengan nama ibukota terakhir dari kerajaan Airlangga, yakni Dahanapura, sesudah Wwatan Mas, Kahuripan, dan Patakan sebagai ibukota sementara” tuturnya.
Lebih lanjut menurut Supriyo, sejumlah pendapat itu juga didasarkan pada Serat Calon Arang yang menyatakan bahwa Airlangga berkedudukan di Dahanapura sebagai ibukotanya.
“Meski dalam serat tersebut tidak disebutkan secara persis letak ibukota Dahanapura, namun diduga masih di sekitar kawasan Lamongan selatan. Sehingga sangat mungkin ditemukan juga situs atau benda peninggalan lain nantinya,” bebernya.
Masih kata Supriyo, secara umum prasasti-prasasti yang dikeluarkan di masa Airlangga ini berkaitan erat dengan status Sima Swatantra, tak terkecuali Pamotan. Meski begitu, terkait status Pamotan ini pihaknya belum bisa memastikan secara pasti karena belum jelasnya bagian Sambanda.
Berita Terkait
-
Tersangka Kasus Investasi Bodong yang Hebohkan Lamongan Segera Disidangkan
-
Razia Warung Kopi Pangku di Lamongan, Dua Pasangan Asyik Kelonan Digaruk Petugas
-
Peserta Pertemuan Apeksi Cicipi Jajanan Tradisional di Taman UMKM Bung Karno Bandar Lampung
-
Ayla Ringsek Tertabrak Kereta Api di Lamongan, Tiga Penumpangnya Selamat
-
Kasus Dugaan Korupsi BSPS RTLH Lamongan, Tujuh Orang Saksi Telah Diperiksa
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Geger 7 Ekor Ular Piton Muncul di Tempat Sampah Sekolah Surabaya, Waspada Musim Hujan!
-
Kecelakaan Tragis di Tol Jombang, Pejalan Kaki Tewas Usai Tabrakkan Diri ke Truk Box!
-
Derita Warga Korban Erupsi Gunung Semeru: Rumah Tertimbun, Yang Tersisa Selimut dan Bantal!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Pelukan di Bawah Abu Gunung Semeru: Kisah Dramatis Imron Hamzah Gendong Putra Lari dari Wedus Gembel