Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Rabu, 27 Desember 2023 | 23:00 WIB
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato di Perayaan Natal Nasional 2023 di Graha Bethany Surabaya, Rabu (27/12/2023). (ANTARA/Rizal Hanafi)

SuaraJatim.id - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku masih punya satu misi yang belum selesai jelang lengser.

Jokowi mengaku hampir 10 tahun atau 2 periode menjabat belum tuntas mengunjungi wilayah Indonesia. Dia baru 85 persen yang disinggahi.

"Saya ingatkan negara kita besar 714 suku, lebih dari 1.300 bahasa daerah. Betapa kita sangat beragam," ujarnya di sela Perayaan Natal Nasional 2023 di Gereja Bethany Surabaya, Rabu (27/12/2023).

Dia bertekad untuk menyelesaikan 15 persen daerah yang belum dikunjungi tahun depan. "Hampir 85 persen saya kunjungi. Kurang 15 persen akan saya selesaikan tahun 2024," katanya.

Baca Juga: Kasus Dugaan Akal-akalan Tukar Guling Tanah Kas Desa di Sumenep, Tersangka Ajukan Praperadilan

Terlepas dari itu, presiden berpesan untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keragaman. Menurutnya, keberagaman itu tidak bisa dihindarkan.

"Kita ingin terus memberi contoh pada dunia bahwa keberagaman itu hukum alam yang tidak terhindarkan," katanya.

"Perbedaan agama, pandangan semakin wajar dalam kehidupan modern sekarang ini. Tapi pilihan untuk rukun dan penuh kasih sayang adalah pilihan terbaik yang diajarkan Tuhan kepada kita yang harus kita perjuangkan dan tumbuh syukuran dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara," imbuh Jokowi.

Apalagi saat ini dunia sedang mengalami tantangan berupa krisis pangan, ekonomi, perselisihan antarbangsa, hingga peperangan. "Kita harus ingat dan waspada. Perselisihan apalagi peperangan pasti akan membawa kemunduran peradaban," tegasnya.

Jokowi juga berpesan agar tetap menjaga kondusifitas di tengah tahun politik.

Baca Juga: Teka-teki Kematian Musisi Surabaya Mulai Terkuak, Benarkah Penyebabnya Miras?

"Walaupun kita memasuki tahun poltik sebentar lagi kita menyelenggarakan Pemilu, kita harus terus jaga toleransi, menjaga persatuan, perdamaian," ujarnya.

Perbedaan dalam demokrasi merupakan hal yang wajar. Karena itu, jangan sampai terpecah belah. Dia mengingatkan untuk tetap menjaga persatuan, kesatuan, perdamaian, kegotongroyongan, kepentingan kemanusiaan, serta bersama-sama memajukan negara Indonesia.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More