Jelang Imlek, Emak-emak Ini Produksi Pakaian Hewan Peliharaan Unik

"Kalau yang bantu ya tetangga-tetangga sekitar. Lumayan sembari kumpul dapat penghasilan tambahan."

Dwi Bowo Raharjo
Jum'at, 24 Januari 2020 | 04:30 WIB
Jelang Imlek, Emak-emak Ini Produksi Pakaian Hewan Peliharaan Unik
Pakaian untuk hewan peliharaan ini, yang khusus diproduksi jelang Tahun baru Imlek. (Suara.com/Dimas Angga P)

SuaraJatim.id - Jelang Tahun baru Imlek, pengrajin aksesoris hewan peliharaan asal Surabaya menyediakan baju untuk hewan peliharaan bercorak Tionghoa. Melalui tangan kreatifnya, Dini Arianti membuat baju serta pernak pernik Imlek yang dikhususkan untuk hewan peliharaan terutama anjing dan kucing.

Ditemui di workshopnya yang berada di Jalan Pakis 2 no 10 Surabaya, Kamis (23/1/2020), Dini beserta karyawanya terlihat sibuk menjahit serta menempel pernak-pernik Imlek pada baju hewan. Kucing-kucing milik dini terlihat lucu saat dipasangkan baju bernuansa Imlek.

"Kalau momen seperti ini banyak pesanan yang berbau Imlek. Para pemilik hewan ingin mendandani peliharaanya dengan nuansa Imlek," ujar pemilik merk Kebun Binatang pet aksesoris ini.

Tak hanya hewan peliharaan, Dini juga kerap mendapat pesanan baju yang seragam antara pemilik dan hewan peliharaannya. Sayangnya untuk memesan baju yang sama dengan pemilik, harus memesannya jauh-jauh hari.

Baca Juga:Atta Halilintar Merinding Pegang Hewan Peliharaan Panji Petualang

"Kalau seragam seperti itu biasanya pesennya jauh-jauh hari. Kebetulan ini sudah dikirim semuanya," kata dia.

Untuk menjalankan bisnis baju hewannya, Dini saat ini mempekerjakan sekitar 10 karyawan yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, serta beberapa diantaranya pelajar yang ingin menambah uang saku.

"Kalau yang bantu ya tetangga-tetangga sekitar. Lumayan sembari kumpul dapat penghasilan tambahan," ungkap Dini.

Selain baju untuk hewan peliharaan, home industri ini juga memproduksi kasur hewan, tas untuk membawa hewan, serta beberapa aksesoris lainnya. Dalam sehari, Dini mengaku bisa memproduksi sekitar 100 baju hewan serta aksesoris.

"Kalau produksi masih terbatas, karena masih dikerjakan secara manual dan bergotong royong," keluhnya sembari tersipu.

Baca Juga:Nenek-Nenek Kena Infeksi Kulit Serius setelah Dijilat oleh Hewan Peliharaan

Untuk pemasaran sendiri, Dini mengaku sudah memasarkan bajunya hampir di seluruh Indonesia dengan sistem grosir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini