Curhat Suami WFH Gegara Corona: Saya Negatif, Bahaya Istri 'Positif'

Pengeluaran mamin banyak, anak minta jajan terus.

Pebriansyah Ariefana
Sabtu, 28 Maret 2020 | 05:10 WIB
Curhat Suami WFH Gegara Corona: Saya Negatif, Bahaya Istri 'Positif'
Sebuah warung kopi (warkop) di Jalan Raya Pekayon, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto menerapkan aturan social distancing (jaga jarak). (BeritaJatim)

SuaraJatim.id - Masyarakat Jawa Timur sepertinya masih susah menerima penerapan sosial distancing (pembatasan sosial) atau work from home (bekerja dari rumah). Buktinya, masih banyak orang memilih nongkrong di warung kopi (Warkop) meski hanya sebentar.

Bahkan, pihak kepolisian sampai menerapkan beberapa pasal untuk mengancam masyarakat yang tidak mentaati peraturan pemerintah yang melarang melakukan kegiatan yang melibatkan kerumunan massa.

Di sela-sela nongkrong atau cangkruan di warung kopi, Suara.com berusaha mendengarkan isi percakapan para penggila kopi. Intinya, yang di bahas adalah corona (Covid-19). Mulai dari jumlah korban meninggal, ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam perawatan) hingga peraturan pemerintah.

Lucunya, pembahasan corona dikaitkan dengan kondisi rumah tangga masing-masing. Mulai membahas nasi cepat habis, tugas sekolah anak bertambah, penyemprotan disinfektan, hingga hubungan seks.

Baca Juga:Sempat Dinyatakan Hidup Kembali, Wakil Ketua DPD PDIP Jabar Wafat

Hadi misalnya, dia membahas penyemprotan disinfektan di rumahnya. Bahkan dia sempat menolak rumahnya disemprot karena khawatir produksi tempe miliknya gagal.

"Saya sempat marah dan menolak karena waktunya buat tempe. Saya khawatir tempe ikut kesemprot. Makannya saya menolak," cerita Hadi, salah satu pelanggan warung kopi di daerah Wonocolo Surabaya, Jumat (27/3/2020).

Jika Hadi membahas produksi tempe miliknya, Eko lebih membahas nasi di rumah cepat habis. Bagaimana tidak, semenjak perusahaannya meliburkan pekerjaanya sebagai montir di salah satu PO (perusahaan organda), pola makan dirinya makin bertambah.

"Saya, anak dan istri makan makin banyak. Pengeluaran makin bertambah sedangkan pemasukan tidak ada. Terpaksa uang tabungan harus dikeluarkan. Terus kalau uang tabungan habis anak istri saya mau makan apa," keluh Eko.

Untuk menghibur dirinya agar tidak terlalu memikirkan kondisi keuangan, Eko bahkan sempat membahas hubungan seks rumahtangganya.

Baca Juga:Masuk Zona Merah, Jember Naik Status KLB Virus Corona

"Kalau di rumah terus, saya negatif tapi istri saya yang positif (hamil)," gurau Eko disambut gelak tawa pelanggan kopi lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini