SuaraJatim.id - Survei internal sementara versi PDI Perjuangan, Paslon Eri Cahyadi-Armuji (Erji) unggul dengan selisih 6 persen dibanding kompetitornya, Paslon Machfud Arifin-Mujiaman (Maju) di Pilkada Surabaya.
Hasil survei internal itu diumumkan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di sela-sela rapat konsolidasi Jumat lalu (23/10/2020). Survei itu disebut oleh Juru Bicara Eri-Armuji, Anas Karno, membuat sejumlah pihak gusar meski berlagak tak ambil pusing.
"Saya dapat info valid, rupanya ada yang tidak bisa tidur, ada yang sangat galau membaca hasil survei. Baik hasil survei kami maupun pihak lain, intinya sama, yaitu InsyaAllah Mas Eri dan Cak Armudji unggul," kata Anas kepada media, Senin (25/10/2020).
Anas bersyukur atas capaian yang menyebutkan Eri dan Armuji unggul. Hal itu menunjukkan kesolidan seluruh elemen pendukung Eri-Armuji terbukti dengan baik di lapangan. Semua partai dengan tokoh-tokohnya bergerak masif di lapangan. Seluruh relawan bekerja tulus dalam pemenangan.
Baca Juga:Tanggapi Survei Lawan, Machfud: Mau Ngaku 10 Persen Kalau Kalah Nangis!
"Tentu kami bersyukur. Meski tidak mengandalkan politik uang transaksional serta menebar mimpi ke warga, tidak mengandalkan jejeran mobil super mewah untuk kampanye, rupanya rekam jejak kerja dan ketulusan Mas Eri-Cak Armuji disambut antusias warga," ujarnya.
Anas menambahkan, saat ini pihaknya terus mendapat serangan masif di lapangan. Alat peraga kampanye (APK) Eri-Armuji banyak dirusak. Bahkan, ada foto Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang disobek dan dicoret.
"Banyak laporan APK kita disobek, dirobohkan. Ada yang mulai menghalalkan segala cara. Saya sudah laporkan ke Mas Eri dan Cak Armudji, tapi beliau berdua dengan tegas meminta seluruh kader partai dan relawan untuk stay cool, santun, jangan membalas. APK boleh dirusak, tapi ternyata cinta warga ke Bu Risma, ke Mas Eri, ke Cak Armuji tidak akan pernah bisa dirusak," ujarnya.
"Cinta dari hati karena sudah terbukti bekerja itulah yang InsyaAllah akan terwujud menjadi kemenangan di bilik suara 9 Desember mendatang," imbuh anggota DPRD Kota Surabaya tersebut.
Anas juga menyebut, ada pihak mulai sering marah-marah begitu membaca hasil survei. "Bahkan, Bu Risma diserang, dituduh salahi aturan kampanye, padahal ada bukti surat Bu Risma sudah meminta izin ke Ibu Gubernur Jatim, dan sudah diizinkan pula oleh Bu Gubernur," ujarnya.
Baca Juga:Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto Yakin Surabaya Kembali Merah
Dalam waktu sekitar 40 hari tersisa, sambung Anas, pihaknya akan memperkuat konsolidasi seluruh elemen pendukung dalam suasana kesederhanaan di kampung-kampung.
"Tidak ada mobil mewah, tidak ada perayaan glamor, karena semua berbasis gotong royong, rakyat tak ingin ada pihak yang ingin merusak Kota Surabaya dan menghentikan program-program baik Bu Risma," katanya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa