Merenovasi Cagar Budaya Bunker Tegalsari, Disulap Jadi Public Space

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya merenovasi salah satu bangunan Cagar Budaya, Bunker Tegalsari.

Muhammad Taufiq
Minggu, 18 April 2021 | 12:24 WIB
Merenovasi Cagar Budaya Bunker Tegalsari, Disulap Jadi Public Space
Bungker Tegalsari Surabaya Jawa Timur [Suara.com/Dimas Angga]

Sejarah Fungsi Bunker

Fungsi bunker, Kuncar melanjutkan, sebagai tempat perlindungan dari serangan udara musuh. Oleh sebab itu, setiap bangunan bunker selalu dibangun dengan kokoh.

"Fungsinya hanya itu perlindungan serangan udara. Makanya atapnya kan di-cor. Sampai fungsinya bunker berakhir perang pendudukan Jepang, fungsi bunkernya sudah enggak ada. Jadi Tahun 1946, 1947 bunkernya sudah tidak berfungsi lagi," kata Kuncar.

Lebih lanjut, dahulu, menurut Kuncar, Bunker Tegalsari sendiri selalu dicat dengan berwarna hitam. Dengan tujuan kamuflase dari serangan udara.

Baca Juga:Ini Masjid Peneleh Surabaya, Saksi Perjalanan Bangsa, Lebih Tua dari Ampel?

"Dulu warnanya hitam, biar untuk kamuflase. Termasuk gedung-gedungnya di warnai hitam. Balai Kota itu (dulu) warnanya hitam, semuanya gedung-gedung warnanya hitam dan juga bunker-bunkernya, dan juga dilengkapi sirine, seperti di balai kota juga. Kalau ada itu berbunyi semuanya lari ke dalam bunker," ungkap Kuncar.

Secara struktur bangunan Bunker Tegalsari dan bunker-bunker lain di Surabaya berbeda. Jika Bunker Tegalsari bangunan atapnya segi delapan, bunker lainnya belum tentu sama.

"Berbeda, jadi gaya arsitekturnya menyesuaikan bangunan induknya seperti di Tegalsari. Sedangkan yang lainnya tidak. Kalau di rumah di dinas wali kota itu segi empat. Kalau yang di komplek veteran di Jalan Rajawali itu malah tanpa sudut, seperti melengkung-melengkung," ujar Kuncar.

Sementara itu, Kabid Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Surabaya, Iman Krestian, jika restorasi yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya sudah dilakukan sejak tahun kemarin.

"Itu bertahap sih, mulai tahun lalu. Penyelesaiannya pelan-pelan. Target selesai sih sebelum HUT Surabaya, Mei ke depan ini. Untuk biaya Tahun lalu Rp 200 juta, tahun ini sekitar Rp 400 juta," ujarnya.

Baca Juga:Resmi Jadi Ayah, Ini Cerita Satria Tama Dampingi Persalinan Istri

Menurut Iman, ada sebanyak 2 bangunan. Menariknya lagi, satu bangunan ditengarai pernah ada lorong yang tembus dengan bangunan lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak