Haedar Nashir Gerah Pada Kaum Anti-Covid, Dai Muhammadiyah Harus Baca Ini!

Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mulai gerah dengan sepak terjang para tokoh dari kalangan anti-Covid dan vaksin.

Muhammad Taufiq
Sabtu, 03 Juli 2021 | 09:39 WIB
Haedar Nashir Gerah Pada Kaum Anti-Covid, Dai Muhammadiyah Harus Baca Ini!
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJatim.id - Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mulai gerah dengan sepak terjang para tokoh dari kalangan anti-Covid dan vaksin.

Mereka ini, kata Haedar, terus membangun keyakinan pseudo-ilmiah dan spekulasi tentang pandemi Covid-19 adalah konspirasi. Padahal faktanya, sudah jutaan orang yang di dunia meninggal karena terpapar virus corona.

Menurut Haedar, masih ada orang yang baik atas ketidaktahuannya atau juga karena ketahuannya dengan ilmu yang salah kaprah membangun keyakinan itu. Pernyataan Haedar ini disampaikan dalam forum Resepsi Milad 50 Tahun RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Rabu (23/6/2021).

"Mereka merasa tahu di bidangnya tetapi tidak diuji dengan pandangan lain. Muncul teori konspirasi, muncul teori-teori politik yang macam-macam bahwa Covid ini adalah buatan untuk menciptakan berbagai hal, pembunuhan manusia secara masif," kata Haedar.

Baca Juga:Haedar Nashir ke Aktivis Anti Covid-19 dan Vaksin: Di Mana Rasa Tanggung Jawab?

"Pandangan-pandangan ini kalau bagi mereka yang masih awam Insyaallah masih bisa dipahamkan. Yang paling repot itu mereka yang merasa tahu padahal sesungguhnya tidak tahu atau sok tahu," ujar Haedar, dikutip Suara.com dari laman muhammadiyah.or.id.

Ia melanjutkan, "Ada yang ngutip-ngutip ilmu, agama, menggunakan ayat-ayat yang sejatinya juga tidak pas. ‘Kenapa sih takut Covid, takut itu kepada Allah, inna shalati wa nusuki wa maa yahya lillahi rabbil alamin’, menggunakan ayat tidak pas itu, tidak di situ tempatnya," sambungnya lagi.

Menurut Haedar, perilaku mereka tersebut tidak bertanggungjawab. Daripada terus mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan fasad (destruktif), Haedar berpesan agar mereka yang berkeyakinan konspiratif mengajukan data yang mereka punya ke pengadilan internasional.

"Daripada terus meproduksi video, pernyataan yang akhirnya membuat kita lemah dan centang perenang sebagai bangsa, sebagai masyarakat," sebutnya.

Kritik yang sama juga disampaikan Haedar kepada para pihak yang terus mempromosikan anti vaksin. Haedar menyayangkan sikap mereka yang alih-alih berdialog dengan para epidemiolog, justru malah menuduh ribuan ahli vaksin di dunia dan tenaga kesehatan sedang bersekongkol melakukan kejahatan.

Baca Juga:Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir Gerah dengan Spekulasi Kaum Anti Covid-19 dan Vaksin

"Masa ada ratusan bahkan ribuan yang ahli vaksin itu bersekutu untuk kejahatan, itu kan ndak mungkin. Di mana sih rasa tanggungjawab? Karena kalau terus-terusan dikembangkan pandangan anti Covid, anti vaksin itu masyarakat lengah, kemudian mereka yang kerja di rumah sakit tambah berat beban kerjanya dan itu kan tidak mustahil menciptakan disharmoni di kalangan masyarakat," keluh Haedar.

Haedar mengatakan, mubaligh dan tokoh harus mencerahkan. Dia juga mengkritik pihak-pihak yang melanggengkan kepercayaan konspirasi akibat satu dua kesalahan tenaga medis lalu menggeneralisasi kesimpulan dengan stigma pasien-pasien yang sakit atau meninggal dengan status ‘dicovidkan’.

"Itu sudah muncul kan? dan itu juga berkembang di lingkungan Persyarikatan dan dibeli (ditelan mentah-mentah) itu informasi-informasi yang seperti itu," tutur Haedar.

"Tentu rumah sakit, dokter, tenaga kesehatan punya kelemahan jadi harus terus seksama, tapi juga stigma covidisasi itu harus dihentikan menurut saya karena itu tidak bertanggungjawab," jelasnya.

Para dai, tokoh, dan pimpinan di lingkungan Persyarikatan pun dipesankan oleh Haedar untuk terus bersikap sesuai sikap Persyarikatan dalam menghadapi pandemi ini.

"Nah para mubaligh Muhammadiyah dan pimpinan berusaha harus menjadi pencerah dan pencerdas. Jangan ikut-ikutan, menjadi ikut aktivistik stigmatisasi dan covidisasi karena nanti malah tak bertanggungjawab," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini