SuaraJatim.id - Dalam tarikh Islam, terkenal lah cerita tentang Raja Jablah. Ia merupakan penguasan kerajaan Ghossan yang memeluk Islam pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.
Raja ini bersyahadat dan bersaksi memeluk agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW itu. Ia bahkan berangkat menunaikan ibadah Haji ke Mekah. Namun belakangan penguasa negeri Syam itu membelot, memilih murtad dan memeluk nasrani.
Jablah bin Ayham bin Harits Al-A'raaz bin Syamar Al-Ghossani ini menjadi contoh dari keadilan hukum seorang Umar bin Khatab. Jablah yang seorang raja memukul hidung saudara seimannya seorang muslim yang miskin saat tawaf mengelilingi kabah.
Namun saat akan di-Qishas oleh Khalifah Umar, Jablah kabur dan memilih murtad. Cerita ini dituliskan dalam buku: "Kisah Keadilan Para Pemimpin Islam" karya Nasiruddin S.AG MM. Dalam buku itu diceritakan, Jablah yang baru masuk Islam berangkat berhaji ke kota Makkah.
Baca Juga:Lukman Sardi Pindah Agama Setelah Umrah, Pesohor Ini Murtad Setelah Haji
Karena Jablah merupakan orang penting ia mengirim surat ke Madinah pusat pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab atas rencananya akan menunaikan ibadah haji. Karena Madinah adalah pusat kota, Jablah mengaku ingin bersilaturahmi dengan Khalifah Umar setelah berhaji.
Dengan senang hati Khalifah Umar Bin Khathab menerima maksud kedatangan tersebut. Umar berjanji akan melayaninya sebagai tamu kehormatan. Raja Jablah pun berangkat bersama 500 orang yang terdiri dari keluarga kerajaan, kaum kerabat, handa taulan dan para pengawalnya untuk berhaji bersama-sama.
Ketika rombongan tersebut sudah memasuki kota Madinah, Jablah bin Ayham mengutus pengawalnya untuk menginformasikannya ke Khalifah Umar bin Khathab. Betapa senangnya khalifah mendengar kedatangan raja Ghossan itu.
Lalu Umar memerintahkan para penduduk kota Madinah menyambut kedatangannya sambil menyiapkan hidangan untuk tamu terhormat itu. Sementara itu Jablah memerintahkan seratus orang pengawalnya mengenakan pakaian ketentaraan yang terbuat dari sutra.
"Para pengawal tersebut dengan gagahnya mengendarai kuda yang berhiaskan emas, permata dan aneka hiasan lainnya," demikian cerita dalam buku dituliskan.
Baca Juga:Artis Senior Ini Pilih Murtad Setelah Ibadah Umrah, Begini Alasannya
Sedangkan Raja Jablah sendiri mengenakan mahkota yang bertahtakan intan permata dan berlian yang indah dan mahal. Pada saat rombongan kerajaan Al-Ghossani memasuki gerbang kota Madinah para Penduduk Madinah, maka keluar penduduk kota tersebut, tua muda anak-anak, kaum remaja, kaum bapak, kaum ibu sorak sorai menyambut kedatangan Raja Ghossan tamu kehormatan Khalifah Umar bin Khattab.