SuaraJatim.id - Ada lagi tradisi masyarakat di Jawa Timur untuk mengusir pagebluk sekaligus tolak balak di masa Pandemi Covid-19 ini. Di Situbondo, ada ritual perempuan memikul jenazah ke makam untuk tolak balak.
Ini terjadi di Dusun Nangkaan Desa Jangkar Kecamatan Jangkar, Selasa (3/8/2021). Tradisi tersebut konon sudah dilaksanakan secara turun temurun untuk mengusir pagebluk dan tolak balak di desa setempat.
Warga gelisah sebab selama sehari sudah tiga orang mati. Prosesi kaum perempuan memikul jenazah ke pemakaman umum tersebut di rekam warga setempat pada hari Jumat pekan kemarin dan segera menjadi viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, kaum perempuan itu bergotong royong memikul jenazah dari rumah duka menuju pemakaman umum yang jaraknya kurang lebih 500 meter.
Baca Juga:Viral! Emak-emak Kerudung yang Masuk IGD Pakai Motor Ternyata Bonceng Pasien Difabel
Selama perjalanan menuju makam lantunan tahlil juga terus mereka kumandangkan dan disusul kaum laki laki yang mengiringi jenazah di belakangnya.
Keterangan yang disampaikan Ketua RT.004 Dusun Nangkaan, Herli, aksi kaum perempuan mengusung jenazah dari rumah duka hingga ke pemakaman itu diyakini sebagai ritual penolak balak.
Sebab, dalam sepekan terakir jumlah warga mereka yang meninggal terjadi secara beruntun. Bahkan, dalam sehari bisa mencapai 3 hingga 5 kematian dengan beragam gejala sakit.
"Agar pagebluk dan pandemi covid-19 segera berlalu, maka kaum perempuan menggelar tradisi ini yang telah diwariskan leluhurnya secara turun temurun. Warga punya keyakinan kalau tradisi mengusung jenasah dilakukan kaum perempuan, maka pageblukan akan sirnah dan tidak ada lagi kematian yang beruntun," katanya, dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com.
Tradisi kaum perempuan memikul jenasah hingga ke pemakaman juga dilakukan warga Pesisir Desa Kilensari Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo.
Baca Juga:Info Jadwal dan Lokasi Vaksinasi Covid-19 Gratis di Situbondo dan Probolinggo
Pada akhir bulan Juni 2021 lalu, kaum perempuan di desa setempat memikul jenazah dari rumah duka hingga ke tempat pemakaman. Sedangkan, kaum laki-lakinya bertugas memasukkan jenazah ke liang lahat.
"Sambil mengiringi jenazah, mereka juga menggunakan piring dan mangkok untuk dibunyikan. Hal tersebut diyakini bisa mengusir pagebluk," kata Joe warga Dusun Pesisir.