Nestapa Bocah 11 Tahun Asal Surabaya, Dalam Sepekan 3 Kelurganya Meninggal Akibat Covid

Hidup bersama kakak dan bibiknya yang difabel, Iona Annora Nurani Anindia (11), menjadi yatim-piatu pada Juli lalu karena ditinggal ayah, kakek, neneknya karena COVID-19.

Muhammad Taufiq
Senin, 16 Agustus 2021 | 07:53 WIB
Nestapa Bocah 11 Tahun Asal Surabaya, Dalam Sepekan 3 Kelurganya Meninggal Akibat Covid
Bocah perempuan 11 tahun asal Surabaya jadi yatim piatu [SuaraJatim/Dimas Angga]

SuaraJatim.id - Dalam sepekan hidup  Iona Annora Nurani Anindia (11), bocah asal Surabaya Jawa Timur ini berubah total. Tiga anggota keluarganya meninggal dunia akibat Covid-19.

Bocah perempuan yang akrab disapa Ara itu kini berstatus yatim piatu, miskin mama dan papa. Ia tinggal bersama kakak dan bibiknya yang difabel. Ibunya lebih dulu meninggal sepuluh tahun lalu. Lalu ayahya, Imam, meninggal pada 12 Juli kemarin.

Sebelum ayahnya, neneknya Bunga Iswati meninggal pada 9 Juli, dan kakeknya Kasiran pada 7 Juli 2021. Semuanya meninggal sebab terinfeksi Covid-19.

"Semua meninggal dengan terkonfirmasi positif Covid-19," kata Ketua RT 3 Ketua RW 3 Jagiran, Jalal, saat dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (15/8/2021) malam.

Baca Juga:Wow! David Purnomo, ABG Keturunan Surabaya Ini Jadi Mahasiswa Termuda di Seatle Amerika

Jalal menceritakan, bahwa indikasi Covid-19 ini diketahui berawal dari Imam, kemungkinan besar dari tempat bekerja Imam, dan menular ke Keluarga.

"Pak Imam mengikuti tes swab dan diketahui positif. Ternyata, ini menular kepada Pak Kasiran dan Bu Bunga," katanya.

Sebelum meninggal, masing-masing juga sempat mendapatkan perawatan secara intensif di RSUD dr Soewandhie. Meskipun ketiga keluarganya meninggal karena Covid-19, beruntung Rara diindikasikan negatif Covid-19.

Sepeninggal Imam, praktis Rara menjadi yatim piatu. Sebab, ibu Rara sudah meninggal sejak 2012 silam.

Saat ini, Rara tinggal bersama kakaknya (18 tahun) yang baru lulus SMK dan bibinya. Sayangnya, bibi Rara merupakan penyandang disabilitas. "Kami lantas mengupayakan permintaan bantuan kepada pemkot," katanya.

Baca Juga:PAN Tunjuk Zuhrotul Mar'ah Gantikan Anggota DPRD Surabaya yang Meninggal

Jalal mengajukan bantuan makanan melalui program permakanan. Rara bersama bibinya akan mendapatkan makanan dari Pemkot 3 kali sehari.

Selain program permakanan, Jalal juga mengkhawatirkan pendidikan Rara. Ia menyebut bocah berambut ikal ini sudah lama tidak bersekolah.

Pihak Pemkot Surabaya melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) pun telah datang berkunjung, Jumat (13/8/2021) kemarin. Hadir juga pihak kecamatan dan kelurahan.

Dari hasil kunjungan tersebut, Rara disebut enggan bersekolah jauh dari tempat tinggalnya. Ia juga ingin tetap tinggal bersama bibinya.

Camat Tambaksari, Ridwan Mubarun pun mengambil sikap. Bahkan, Ridwan siap menjadi orang tua asuh bagi Rara. "Saya sudah datang ke rumah Rara dan bertemu dengan Rara," kata Ridwan ditemui terpisah di hari yang sama.

"Saya sampaikan, 'Kamu sekarang menjadi anaknya Pak Camat. Kamu harus sekolah'. Saya memberi motivasi," imbuhnya.

Ia ingin melihat Rara bersekolah. Menurut Ridwan, Rara yang kini berusia 11 tahun ternyata mengenyam pendidikan terakhir saat TK. Sekali pun demikian, Ridwan melihat Rara sebagai anak yang cerdas, bisa baca-tulis meskipun tak sekolah SD.

"Rara ini cerdas. Bisa baca sendiri tanpa masuk SD. Bisa menulis, sedikit bahasa Inggris, dan mengetuk hati saya bahwa anak ini harus diselamatkan agar bisa sekolah dengan baik," katanya.

Dia berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk membantu Rara melalui Kejar Paket A. Selanjutnya, Rara akan didaftarkan ke SMP Negeri.

Ridwan mendorong Rara untuk semangat belajar. Menjalankan cita-cita kedua orang tua Rara yang ingin melihat Rara sukses.

"Tentu, bisa sesuai dengan keinginan orang tua, punya ijazah, dan akhirnya bisa bekerja. Rara bisa menjadi orang yang bermanfaat, berguna bagi masyarakat," katanya.

Selain itu, Ridwan juga menyiapkan bantuan untuk renovasi rumah Rara bersama bibinya melalui program rehabilitasi sosial Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Diketahui, tempat tinggal Rara kurang laik.

Juga, program pelatihan kerja bagi kakak Rara. "Kakak Rara ini masih 18 tahun tapi sudah menjadi tulang punggung keluarga. Nah, kami sedang pikirkan, pekerjaan apa yang mungkin bisa dilakukan sambil sekolah oleh kakaknya," katanya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini