Pernah Gempar 'Adolf Hitler' Dimakamkan di Surabaya

Agustus ini menandai salah satu catatan sejarah kelam sepak terjang Nazi Jerman pada perang dunia II. Di bulan inilah diktator Adolf Hitler disahkan menjadi seorang Fuhrer.

Muhammad Taufiq
Senin, 23 Agustus 2021 | 11:20 WIB
Pernah Gempar 'Adolf Hitler' Dimakamkan di Surabaya
IB Times

SuaraJatim.id - Agustus ini menandai salah satu catatan sejarah kelam sepak terjang Nazi Jerman pada perang dunia II. Di bulan ini pula lah diktator Adolf Hitler disahkan menjadi seorang Fuhrer.

Tepatnya 2 Agustus 1934, Hitler berkuasa untuk pertama kalinya. Kepemimpinan Hitler dimulai pasca-kematian Presiden Jerman Paul von Hindenburg 87 tahun lalu. Dengan gelar "Fuhrer", Hitler lantas melakukan kampanye Fasisme-nya didukung penuh Nazi, partai berideologi totalitarian Jerman.

Tanggal 1 Mei 1945 Adolf Hitler dilaporkan meninggal setelah pasukannya mengalami serentetan kekalahan dalam Perang Dunia II. Kematian sang Fuhrer ini diumumkan di Jerman, tetapi tanggal itu dipercaya bukan hari kematiannya.

Hitler awalnya diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun, berita itu akhirnya terbukti salah. Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat, menyebut tengkorak Hitler yang disimpan Rusia bukan milik sang Fuhrer.

Baca Juga:Dalam Sebulan Sampah Masker di Kota Surabaya Hampir Satu Ton

Tengkorak tersebut belakangan diketahui milik perempuan berusia di bawah 40 tahun. Penemuan ini menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945. Dia diduga melarikan diri dan mati di usia tua, tapi entah di mana.

Sejumlah teori langsung mengemuka pasca-fakta tengkorak Hitler diungkap Daily Telegraph itu tersebar luas. Ada yang mengatakan Hitler meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia.

Meskipun begitu, lagi-lagi tak ada yang menyebut pasti pusara makamnya. Di Tanah Air sendiri sempat gempar setelah terbit buku yang ditulis KGPH Soeryo Goeritno Msc. Judulnya: Rahasia yang terkuak - Hitler mati di Indonesia.

Hitler dikaitkan dengan makam seorang dokter asal Jerman di Makam Islam Ngagel Rejo Surabaya. Kisah Hitler mati di Indonesia ini diawali dari sebuah artikel di Harian Pikiran Rakyat pada 1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.

Sosro menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar pada 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Dia mengklaim, Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara itu adalah Hitler di masa tuanya.

Baca Juga:Pasar Kembang Surabaya Kebakaran

Lalu pertemuan antara Sosro dengan dr Poch ini endingnya adalah penemuan sebuah makam di Ngagel Surabaya dengan tulis nama di nisannya: DR G A Poch, wafat 16 Januari 1970. Makam ini kemudian dikaitkan dengan sosok yang ditemui Sosro.

Tri Rismaharini, saat menjabat sebagai wali kota Surabaya pun ikut mengomentari ribut-ribut kabar menggemparkan ini. Ia mempersilakan siapa saja untuk meneliti makam tersebut.

Dikutip dari reportase Tempo pada 2015 lalu, Poch meninggal di Rumah Sakit Umum Dr Soetomo dengan usia 74 tahun. Jika informasi ini benar, tentu berbeda dengan hitungan usia Hitler. Pemimpin Nazi ini lahir pada 1889. Maka pada 1970, Hitler seharusnya berusia 81 tahun.

Dalam buku keterangan harian, Poch memiliki ahli waris Ny G A Poch dan beralamat di Masjid Dharmawangsa, Surabaya. Adapun sebagai pelapor, yaitu Mochamad. Kepala Cabang Makam Islam Ngagel Rejo Edi Suherman mengatakan tidak mengetahui pasti siapa Mochamad. "Mungkin pengurus kampung atau saudara," ujar Edi.

Masih berdasarkan buku keterangan, Poch dinyatakan meninggal karena tua. Semenjak Edi bertugas di Ngagel, dia tidak pernah mendengar keberadaan isteri maupun keluarga Poch.

LIPI Belum Berkesimpulan

Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam mengatakan belum memiliki kesimpulan apakah dokter tua asal Jerman yang bertugas di kapal rumah sakit Hope di Sumbawa Besar itu adalah Adolf Hitler.

"Memang ada cerita tentang seorang dokter di Sumbawa Besar, dr Poch. Saya juga mendengar itu, " kata Sejarawan LIPI Asvi Warman Adam, dikutip dari wesite lipi.go.id beberapa waktu lalu. Asvi bicara soal makam Poch ini dengan vivanews pada 2015.

Asvi juga belum pernah menemukan tulisan atau bukti lain keterkaitan antara dokter tua asal Jerman itu dengan Hitler. "Buktinya tidak jelas. Apakah orang itu Hitler atau bukan. Jadi, tentunya kita tidak memastikan di sini, " kata pria yang mendapat gelar doktor dari Ecole des Hautes Etudes en S. Sociales, Paris pada 1990 ini.

Menurut Asvi, bukti makam atau kuburan dr Poch belum cukup untuk membuktikan bahwa dia adalah sang Fuhrer. Begitu juga dengan pengakuan lisan kesaksian dari seseorang.

"Ini dikatakan orang Nazi. Apakah mendarat secara beramai-ramai atau orang per orang. Kita harus melacak lagi, " ujar peneliti senior LIPI ini.

Asvi beranggapan dugaan dr Poch itu adalah Hitler lebih tepatnya disebut sejarah populer. Dan itu belum bisa dipastikan kebenarannya.

"Kenapa Hitler memilih Indonesia Itu cerita yang terpisah dari konteks sejarah Indonesia. Tidak ada kaitannya dengan sejarah Indonesia," katanya menegaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak