SuaraJatim.id - Tingginya harga pakan ayam petelur membuat para peternak di Blitar menanggung rugi antara Rp 300 ribu sampai 500 ribu rupiah per seribu ekor selama sehari. Kerugian ini dirasakan para peternak sejak dua bulan terakhir.
Rendahnya harga jual telur di tengah tingginya harga pakan membuat sebagian peternak gulung tikar. Di samping itu, para peternak saling meminjam pakan demi menjaga agar ayam dapat diberi makan.
"Jadi mas kalau siang atau pagi nanti sampean bisa lihat ada peternak wara-wiri bawa zack di belakang sepeda motor. Itu pakan mas. Jadi siapa yang punya dipinjam dulu. Nanti giliran. Gitu mas. Muter," kata Totok Zamroji, salah satu peternak, Kamis (16/9/2021).
Totok merupakan salah satu dari ratusan peternak di Suruhwadang, Kabupaten Blitar. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu sentra ayam petelur di Blitar.
Baca Juga:Bertemu Presiden di Istana, Suroto Si Peternak yang Bentang Poster di Blitar Minta Maaf
Dirinya mengungkapkan, untuk menyiasati harga telur tetap stabil, dirinya dan 60 peternak lainnya membentuk kelompok kecil. Kelompok ini gotong-royong saling membantu bila ada peternak yang mengalami kekurangan pakan maupun penjualan telur.
"Jadi kita semua berkumpul di sini terus melihat penjual mana yang harganya tinggi. Lagi pula kalau jualnya sedikit, harganya pasti murah. Tapi kalau banyak kan bisa mahal. Kami jualnya minimal dua rit dari para peternak ini bisa dikumpulkan," ujarnya.
Totok mengakui, dari kelompok peternak tersebut, sebagian diantaranya bahkan gulung tikar. Mereka memilih untuk mengafkir ayamnya lebih awal demi tak ingin menanggung rugi yang lebih banyak.
Proses afkirjuga tak bisa dilakukan dengan mudah. Peternak hanya bisa menjualnya satu demi satu. Pun dengan telur. Banyak diantara peternak memutar telurnya agar tetap terjual.
"Jadi telur lama itu dijual lebih dulu. Telur baru disimpan. Karena penjual itu belinya enggak bisa banyak," ujar Totok.
Baca Juga:Heroik! Cerita Warga Menyelamatkan Mbah Paini Terjebak di Tengah Kobaran Api
Dirinya menambahkan, kondisi mengenaskan yang dialami peternak berlangsung sejak 2 bulan terakhir. Bila ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin banyak ketersediaan telur akan menghilang.
"Punya saya sekarang tinggal tiga ribu ekor. Dengan kondisi seperti ini, sudah pasti gulung tikar. Sekarang kalau ayamnya dijual, dulu bisa buat beli ayam lagi. Sekarang sudah modal bisa," katanya.
"Ya mohon lah pemerintah supaya bisa membantu kami ini," ujarnya.
Minta tolong presiden
Gara-gara harga telur jeblok ini, salah satu peternak sempat membuat hebih publik saat membentang poster permintaan tolong saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Blitar.
Namanya Suroto, salah satu peternak ayam petelur. Ia bahkan sempat diamankan kepolisian setempat saat membentangkan poster di Jalan Soekarno-Hatta, tepat saat Jokowi keluar dari makam Bung Karno.
Suroto saat itu menulis poster seperti ini: Pak Jokowi, bantu peternak beli jagung dengan harga wajar. Telur murah. Belakangan, Suroto tidak ditahan dan justru dibebaskan. Ia bahkan diundang Presiden Jokowi ke Istana Presiden di Jakarta.
"Alhamdulillah saya bangga dan bersyukur ternyata apa yang saya mintakan agar beli jagung dengan harga yang wajar, maksud saya bukan murah tapi harga wajar," kata Suroto, Rabu (15/09/2021).
"Poster itu tulisannya begini: Pak Jokowi, bantu peternak beli jagung dengan harga wajar. Telur murah. Itu yang lengkap, jadi ada kata telur murah," ujarnya menambahkan.
Dalam kesempatan bertemu presiden tersebut, Suroto juga menyampaikan permintaan maaf kepada Jokowi lantaran aksinya yang membentangkan poster di Jalan Soekarno-Hatta itu membuat gaduh publik.
"Saya tadi sudah minta maaf ke Pak Jokowi setelah apa yang saya lakukan ternyata malah membikin repot semuanya. Padahal tujuan saya cuman satu, agar ada penurunan di harga jagung, tapi Alhamdulillah semua ini sudah diatasi tadi," tuturnya.
Namun kata Suroto, Jokowi justru berterima kasih kepada dirinya yang telah membentangkan poster terkait persoalan peternak. Sehingga Jokowi jadi mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan.
"(Pak Jokowi) Berterima kasih, berterima kasih sekali dengan apa yang saya lakukan itu. Pak Jokowi tadi mengatakan enggak apa-apa justru itu bagus. Kalau ndak ada saya Pak Jokowi nggak akan tahu apa yang terjadi permasalahan di rakyat itu. Jadi kadang kan laporannya enggak sampai," ucap Suroto .
Tak hanya itu, Suroto mengimbuhkan, Presiden Jokowi juga berjanji akan memenuhi permintaan para peternak. "Akhirnya pak Jokowi berjanji untuk memenuhi itu, jadi saya sangat berterima kasih," katanya.
Kontributor : Farian