SuaraJatim.id - Aparat kepolisian di jajaran Polres Tulungagung, Jawa Timur, tengah menyelidiki keracunan massal yang dialami puluhan siswa dan guru di SMKN 1 Rejotangan saat digelarnya pembelajaran tatap muka serta pameran seni-kreasi siswa di sekolah tersebut pada Jumat (8/10) hingga Sabtu (9/10).
"Ya, sedang diselidiki untuk mengetahui penyebab pasti keracunan tersebut," kata Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto di Tulungagung, Senin (11/10/2021).
Kendati tidak sampai jatuh korban jiwa, polisi menilai perlu melakukan penyelidikan untuk mengetahui ada/tidaknya unsur pidana dalam kejadian tersebut.
Pasalnya, tidak menutup kemungkinan kasus keracunan disengaja ataupun faktor kelalaian yang membahayakan keselamatan orang lain.
Baca Juga:Viral Video Air Sumur di Sampang Mengandung Gas, Menyala Saat Disulut Api
"Indikasinya dari makanan, kalau dari muntahan saya belum tahu. Tapi ada beberapa katering," ujarnya.
Selain mengambil sampel makanan dan muntahan siswa, aparat kepolisian juga telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk dari pihak katering.
"Pemeriksaan sudah, tapi masih sebatas interview (wawancara)," katanya.
Keterangan dari Dinkes Tulungagung menyebutkan total ada 26 siswa dan guru yang mengalami keracunan. Jumlah itu lebih banyak dari data yang disampaikan pihak Puskesmas Banjarejo.
Sebelumnya, puluhan siswa di SMKN 1 Rejotangan mengalami keracunan masal sejak Jumat (8/10) malam dan berlanjut hingga Sabtu (9/10) sore.
Baca Juga:Warga Gresik Ini Ciptakan Alat Penghemat BBM, Efisien hingga 30 Persen
Para siswa yag kondisinya parah segera dilarikan ke Puskesmas Banjarejo untuk mendapat pertolongan pertama dan hingga Minggu (10/10) masih ada 14 siswa yang dirawat.
Para siswa ini makan nasi kotak dari katering dengan lauk mi dan telur pada Jumat (8/10) lalu sekitar pukul 15.00 WIB.
Selepas pulang, beberapa siswa sudah merasakan gejala keracunan, seperti mual, muntah, diare dan pusing. Karena Sabtu masih ada kegiatan, para siswa kembali ke sekolah.
Saat menjalankan kegiatan itu, gelaja keracunan kian parah, hingga belasan siswa harus dibawa ke Puskesmas Banjarejo untuk mendapat pertolongan medis. (Antara)