Pengertian Kualitas Hadist Shahih, Hasan, dan Dlaif

Berikut ini informasi mengenai pengertian kualitas hadist shahih, hasan, dan dla'if.

Risna Halidi
Kamis, 27 Januari 2022 | 17:46 WIB
Pengertian Kualitas Hadist Shahih, Hasan, dan Dlaif
Sumber foto: Pixabay

SuaraJatim.id - Hadist Shahih, Hasan, dan Dlaiif merupakan macam-macam hadist. Sebagai sumber hukum ajaran agama Islam, umat Islam harus bisa memilah macam-macam hadist yang ada. Agar tidak ada keraguan terhadap suatu hukum yang berpedoman pada hadist. Berikut penjelasan mengenai kualitas hadist.

Pada zaman Rasulullah SAW, Hadist masih belum ditulis dan dibukukan, masih dalam bentuk hafalan. Karena memang, dahulu sahabat lagsung menggali hukum dari Rasulullah SAW. Baru setelah wafatnya Rasulullah SAW, mulailaih ditulis, hadist yang dihafalkan oleh para sahabat.

Seiring perkembangannya, bermuculan hadist palsu yang tidak bersumber dari Rasulullah SAW. Namun, ditulis seolah-olah bersumber atau bersanad dari Rasulullah SAW.

Maka dari itu, beberapa ulama yang ahli dalam ilmu hadist akan meneliti dengan ketat sanad dan matannya. Agar hadist palsu tidak menjadi sumber rujukan umat Islam.

Baca Juga:Menilik Hadist tentang Sabar dan Ikhlas, Dua Sifat Mulia yang Disukai Allah SWT

Ilustrasi masjid (pexels-konevi)
Ilustrasi Pengertian Kualitas Hadist Shahih, Hasan, dan Dlaif (pexels-konevi)

Melansir dari YouTube channel Ruang Temu, Kamis (27/1/2022). Berdasar kualitasnya, hadist dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu hadist shahih, hasan, dan dla’if. Berikut penjelasan mengenai ketiga hadist tersebut:

1. Hadist Shahih

Secara etiomologi hadist shahih berasal dari Bahasa Arab yang mempunyai arti sehat. Secara terminologi, hadis shahih merupakan hadis yang bersambung sanadnya, serta perawi hadistnya adil dan dhabith, pula tidak ada syadz dan illat di dalamnya. 

Dengan artian, hadist shahih akan mempunyai sanad yang bersambung kepada Rasulullah SAW. Lalu perawinya memiliki sifat adil, yang mempunyai arti, perawi tidak pernah melakukan hal fasik. 

Sementara itu, syarat dari hadist juga harus mempunyai perawi yang dlabit, yang mempuyai arti kuat. Yaitu, perawi dari hadist tersebut mempunyai ingatan yang sangat kuat, bisa diuji kapan pun dan di mana pun.

Baca Juga:Pandangan Islam Terhadap Pacaran dan Hadist Tentang Pacaran

Hadist shahih ini, tidak boleh syadz. Hal yang mempunyai arti tidak bertentangan dengan hadist shahih lainnya. Serta tidak illat, yang mempunyai arti penyakit. Ada unsur yang mempengaruhi kualitas atau menurunkan kualitas hadist. 

2. Hadist Hasan

Secara pemaknaan kata, hasan memiliki arti baik. Hadist hasan sebenarnya memiliki kesamaan dengan hadist shahih. Perbedaannya hanya pada perawinya yang dlabit dan tidak dlabit. Hadist hasan memiliki perawi yang dlabit atau kualitas hafalannya lebih rendah dari perawi hadist shahih.

3. Hadist Dlaif

Secara etimologi, hadist dlaif memiliki arti lemah. Lantas secara terminology, hadist dlaif memiliki arti hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat hadist shahih atau hasan. Di antaranya, sanad yang bersambung, perawi yang adil, peraw yang dlabit, tidak syadz, dan tidak illat.

Dari ketiga kategori hadist tersebut, ulama sepakat untuk menggunakan hadist shahih dalam menggali dan menetapkan sebuah hukum. Demikianlah penjelasan mengenai hadist shahih, hasan, dan dlaif. Semoga informasi ini bermanfaat.

Kontributor : Agung Kurniawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini