SuaraJatim.id - Warga Kampung Dusun Gesing Desa Kalipadang Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik digemparkan kematian Slamet Yanto (49) warga Jalan Pogot Baru 12/12 Kenjeran Surabaya.
Yanto nama panggilannya, ditemukan tewas mengambang di Sungai Kampung Dusun Gesing. Ia ditemukan tewas oleh anak-anak sekitar yang melihat Yanto tenggela di sungai.
Untuk kronologisnya, Slamet semula pamit kepada keluarganya akan memancing ikan di sungai perkampungan tersebut. Sebelum berpamitan, keluarga melarangnya agar tidak memancing. Namun, yang berkukuh nekat pergi ke sungai.
Selang beberapa lama, Ia malah ditemukan tewas mengambang. Saksi mata bernama Desi Kartika Sari (mahasiswi) warga Desa Kalipadang. Ia mendapat informasi dari anak-anak ada orang tenggelam di sungai.
Baca Juga:Meresahkan! Aksi Sejumlah Bocil Adang Truk di Gresik Bikin Kesal Warganet
Mengetahui hal tersebut Desi langsung menuju lokasi dan mendapati korban sudah dalam keadaan mengambang di sungai dalam posisi tengkurap.
Kemudian saksi turun ke sungai yang memiliki kedalaman 90 hingga 100 centimeter untuk menolong, atau mengangkat korban dengan di bantu beberapa warga yang datang untuk menolong.
Dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, saat berada di daratan diketahui korban telah meninggal dunia. Dengan adanya kejadian ini warga melapor ke Polsek Benjeng.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara oleh tim medis Puskesmas Metatu Benjeng di ketahui korban meninggal akibat terlalu minum banyak air sewaktu tenggelam.
Pada tubuh korban tidak ditemukan luka-luka. Diketahui bahwa korban tidak bisa berenang serta korban mengalami gangguan pada otaknya akibat kecelakaan pada tahun 2011 dan sampai sekarang korban masih menjalani pengobatan jalan di RSUD dr Mohammad Suwandhie Surabaya.
Baca Juga:Semen Gresik Raih Perusahaan Terbaik dalam Peningkatan SDM Wartawan se-Jawa Tengah
Kapolsek Benjeng AKP Tulus membenarkan ada warga saat memancing tenggelam di anak sungai di Dusun Gesing, Desa Kalipadang, Kecamatan Benjeng.
"Korban tenggelam karena tidak bisa berenang. Korban mengalami gangguan pada otaknya akibat kecelakaan pada tahun 2011 dan sampai sekarang korban masih menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit di Surabaya," ujarnya, Rabu (23/02/2022).
Atas kejadian ini kata Tulus, pihak keluarga korban menerima atas musibah tersebut, dan tidak menuntut pihak lain serta bersedia membuat surat pernyataan tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun.
"Keluarga korban juga sudah membuat surat pernyataan atas kejadian ini," katanya menegaskan.