"Suami saya menggadaikan rumah saya di bank dengan janji menjual tanahnya di Berau, Kalimantan. Ternyata saya dibohongi dan ditinggal di Berau bersama bayi saya," ucap Yesi.
Yesi mengaku menambal utang desa setelah diperintah oleh kepala desa. Hal itu dia lakukan sebab seluruh tanggung jawab keuangan ada di kepala desa. Yesi kembali menegaskan uang yang dia selewengkan bukan untuk kebutuhan pribadinya.
"Saya tidak menggunakannya. Tapi saya gunakan untuk menutup, mengalihkan tahun 2017 itu. (korupsi) Perintah pak kades pada saat itu. Karena setiap lembar SPJ-nya mengetahui kepala desa," ungkap Yesi.
"Saya tidak bisa bekerja sendiri tanpa perintah dari kepala desa," ujar Yesi.
Baca Juga:Menikmati Indahnya Pantai Gurah Kabupaten Blitar
Yesi menambahkan, usai ditipu dan ditinggal suaminya di Kalimantan, Yesi harus menghidupi 3 anaknya sendirian. Pada akhir 2019 lalu, ia menerima foto pernikahan suaminya dengan istri barunya.
Yesi kemudian pindah ke Malang. Di kota itu dirinya mengontrak. Barulah di akhir 2021, dirinya diringkus polisi.
"Anak saya yang paling kecil tiga tahun. Yang paling besar 16 tahun dan sekarang putus sekolah karena nggak punya biaya," ungkap Yesi.
Atas perbuatannya, Yesi dijerat dengan Pasal 8 Undang-Undang No 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 750 juta.
Kontributor : Farian
Baca Juga:Laporkan Dugaan Korupsi Dana Desa di Kalteng, Haji Asang Triasha Ditetapkan Jadi Tersangka