"Dulu kan rumah kecil, terus di atas got itu dikasih kursi-kursi kayu gitu, karena rumah tidak cukup tamu-tamu makan di atas got, gak pakai meja jadi dipegang gitu piringnya," tutur Astria mengenang awal-awal berdirinya warung makan milik ayahnya itu.
Meski mendapatkan pertentangan dari Asmuni, akan tetapi Antina tetap ngotot untuk berjualan. Hingga akhirnya pelanggan di warung mungil milik pelawak kelahiran Jombang, 17 Juni 1932 itu mulai ramai pembeli. Tak hanya warga sekitar, sejumlah artis dan tokoh-tokoh Srimulat sering makan di warung tersebut.
Seiring berkembangnya warung miliknya, Asmuni lantas memutuskan untuk pindah. Ia dan keluarga kemudian mengontrak rumah di daerah Jalan Cendrawasih, Slipi Jakarta Barat. Di lokasi ini, bisnis kuliner khas Jawa Timuran yang digeluti Asmuni kian moncer seiring melambungnya nama Asmuni di dunia hiburan.
"Di Jakarta waktu itu ibu dibantu sama Mbok Minto, dia itu waria karena ludruk, tapi kita panggil mbok. Terus Mbah Po yang merawat saya sejak kecil. Mbah Po itu istrinya pelawak Li Ban Po tapi nama aslinya Mbah Atmo. Mbah Po ini yang beli terasi dan petis Surabaya-Jakarta naik kereta," ucap Astria.
Baca Juga:Belum Ada Tersangka Kasus Uang Rp3,7 Miliar di Mojokerto, Polisi Masih Melengkapi Alat Bukti
Wanita kelahiran Surabaya ini mengaku masih ingat betul masa-masa dimana warung orang tuanya di Jakarta itu ramai dikunjungi pembeli. Bahkan ia harus ikut membantu mengulek sambal untuk menu pecel lele sepulang sekolah ketika masih duduk di bangku SMP.
"Aku ingat banget kalau dulu pulang sekolah itu langsung ngulek sambal untuk lele. Awalnya ya di trial dulu sama yang tukang masak saat itu, sambalnya enak enggak dicek bener sama bapak (Asmuni)," ucapnya.
Kemudian di tahun 1993, Asmuni berkeinginan untuk mengembangkan bisnis kulinernya di Mojokerto. Pelawak legendaris kelahiran Diwek Jombang ini memilih Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan untuk mendirikan Depot Rujak Cingur'e Asmuni. Lokasi ini dipilih karena berada di tengah-tengah tempat kelahirannya dan sang istri.
"Ibu berasal dari Kedungmaling, Brangkal, bapak dari Diwek Jombang. Dulu juga muter-muter nyarinya, sampai akhirnya ketemu di sini," ungkap Astria.
Mengikuti warung makan di Jakarta, bisnis kuliner yang ditekuni Asmuni dan keluarganya di Mojokerto ini juga berkembang pesat. Rumah makan itu juga ramai pembeli. Tak hanya warga sekitaran, para pelancong mancanegara juga menjadikan Depot Rujak Cingur'e Asmuni ini sebagai jujukan untuk mengisi perut.
Baca Juga:Viral Video Warga Usir Satu Keluarga Keluar dari Desa Gara-gara Berkomplot Jadi Polisi Gadungan
"Kalau pas ramai-ramainya dulu berapa ya, sekitar 50-100 porsian lah sehari, omzet sekitar Rp 2 juta paling sedikit. Dulu penghasilan besar tapi karyawan juga banyak, ada sekitar 20 orang," kata perempuan yang akrab disapa Tria ini.