SuaraJatim.id - Anggota DPRD Gresik Nur Hudi Didin Arianto meminta maaf telah membuat kegaduhan imbas viral pria menikahi kambing.
Pernikahan yang digelar di Pesanggrahan Kramat Ki Ageng, Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, Gresik, Minggu (5/6/2022) hanya untuk konten media sosial.
Politisi NasDem ini menyampaikan permintaan maaf dan mengaku video itu hanya untuk konten TikTok.
Diberitakan sebelumnya, seorang pria bernama Saiful Arif atau menamai dirinya Satrio Paningit menikah dengan seekor kambing betina bernama Sri Rahayu binti Bejo.
Baca Juga:Fakta Sebenarnya Pria Gresik Menikahi Kambing Betina
Konten itu memicu kegeraman publik, terlebih difasilitasi oleh anggota dewan.
“Arif yang saya sebut adalah seorang konten kreator. Dirinya membuat konten youtube dan tiktok. Tujuan awal konten pria menikah dengan domba ini untuk mengangkat engagment atau kunjungan demi mendapatkan like yang banyak,” ujar Nur Hudi Didin Arianto mengutip dari Beritajatim.com jejaring Suara.com, Senin (6/06/2022).
Ia menjelaskan, sejak awal dirinya menyampaikan ke teman-temannya. Ini hanya konten supaya mendapat like yang banyak.
“Proses pembuatan disitu sudah saya pesan jangan sampai ada menggunakan bahasa keagamaan apapun. Namun, dalam prosesinya keceplosan lalu tersebar terlebih dahulu”.
“Kesalahannya di situ menimbulkan ketidaknyamanan di publik. Saya pribadi memohon maaf sebesar-besarnya. Saya tidak bermaksud untuk melecehkan agama dan melecehkan budaya,” ungkap Nurhudi.
Baca Juga:Pria Gresik Menikahi Kambing dan Menamainya Sri Rahayu bin Bejo
Sementara Arif menambahkan, konten tidak bermaksud sedikitpun untuk membawa agama serta menyinggung sisi agama manapun. Konten tersebut bermaksud menghibur.
“Kami mengklarifikasi bahwa itu hanya konten, tidak membawa agama atau menyinggung sisi agama manapun,” katanya.
Seperti diketahui, Minggu sore beredar ada video youtube perkawinan seorang pria dengan domba yang berdurasi 1 menit lebih. Namun, saat ini video tersebut sudah di-take down oleh pemiliknya karena dikuatirkan bisa memperkeruh suasana di masyarakat.