Gara-gara Deposit, Puluhan Sopir Pabrik di Mojokerto Mogok Kerja

Puluhan sopir truk PT Superior Sarana Sukses (SSS) di Dusun Ringgit Desa Kembangringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto mogok kerja.

Muhammad Taufiq
Senin, 13 Juni 2022 | 17:23 WIB
Gara-gara Deposit, Puluhan Sopir Pabrik di Mojokerto Mogok Kerja
Puluhan Sopir Pabrik di Mojokerto Mogok Kerja [SuaraJatim/Zen Arivin]

Sejak terjadi persoalan pada Mei 2022 lalu, lanjut Adi sebenarnya mediasi sudah dilakukan. Akan tetapi upaya mencari jalan tengah itu selalu mengalami jalan buntu. Bahkan, kedua kubu sempat nyaris bentrok lantaran sopir yang hendak bekerja dihalangi para sopir yang melakukan aksi mogok kerja.

"Pada media awal beberapa waktu lalu, perusahaan sudah beritikad baik untuk memenuhi tuntutan para sopir, seperti memberikan deposit, karena itu memang tabungan mereka, mempekerjakan kembali dan menghapus sistem deposit, namun setelah disetujui, tuntutannya tiba-tiba berubah," ungkap Adi.

Adi mengungkapkan, sistem deposit yang diberlakukan pihak perusahaan itu sebenarnya untuk kebaikan sopir. Uang tersebut berfungsi sebagai tabungan para sopir, jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Misalnya terjadi kecelakaan, atau sopir ingin mengakhiri kemitraan.

"Itu uang milik sopir kok dan potongannya itu cuma 2,5 persen perritase. Misalnya satu ritase biaya yang diberikan perusahaan Rp 500 ribu, potongannya cuma Rp 12.500 jadi tidak banyak," kata Adi.

Baca Juga:Polisi Kembali Tangkap Tokoh Khilafatul Muslimin, Berikut Perannya

Sejauh ini Adi sudah melaporkan ke pihak kepolisian perihal adanya aksi penghadangan para sopir yang hendak bekerja. Selain itu juga pihaknya sudah melaporkan terkait adanya 8 unit kendaraan yang sampai saat ini disandera para sopir.

"Sudah kita laporkan ke pihak kepolisian. Karena kami sudah beretikad baik memenuhi kemauan para sopir tapi ternyata tetap dihalang-halangi untuk bekerja," ucap Adi.

Sebab, akibat penghadangan ini lanjut Adi, perusahaan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Lantaran, para sopir yang melakukan aksi mogok kerja juga menghadang para sopir lain yang hendak melakukan aktivitas angkut barang dari PT. SPS.

"Kalau kerugian mencapai ratusan juta. Bayangkan kalau sehari itu perputaran uang mencapai Rp 30 juta, karena di situ ada 43 armada. Saya berharap pihak kepolisian bisa bertindak tegas karena sudah menyandera kendaraan dan menghalangi sopir-sopir yang mau bekerja," kata Adi menegaskan.

Baca Juga:Kronologis Polisi Tangkap Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin di Mojokerto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini