Pada Jumat majelis hakim Mahkamah Agung India menyatakan bahwa mantan juru bicara itu, Nupur Sharma, harus meminta maaf kepada seluruh bangsa karena pernyataannya telah memicu ketegangan antarumat beragama dan mengganggu hubungan diplomatik.
Sedikitnya dua demonstran tewas akibat tembakan polisi di India selama protes-protes menentang pernyataan Sharma.
Di Afghanistan, kelompok ISIS bulan lalu mengaku bertanggung jawab atas serangan di sebuah kuil Sikh yang menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai tujuh lainnya, sebagai respons atas penghinaan pada Nabi Muhammad di India.
Polisi New Delhi menangkap jurnalis Mohammed Zubair yang telah membantu menarik perhatian publik pada pernyataan Sharma lewat situs cek fakta Alt News dan media sosial.
Baca Juga:Konflik Agama Di India Kian Memanas Setelah Pria Hindu Dibunuh
Zubair adalah kritikus yang vokal terhadap pemerintahan Modi.
Badan Investigasi Nasional (NIA), lembaga anti terorisme terkemuka India, mengatakan mereka sedang menyelidiki pembunuhan penjahit Rajasthan.
Seorang pejabat senior NIA di New Delhi mengatakan mereka memeriksa sejumlah warga minoritas yang terkait dengan keempat tersangka di Udaipur untuk mengetahui apakah mereka memiliki hubungan dengan jaringan militan.
Komunitas Muslim yang berada sekitar 3 km dari toko tempat korban dibunuh mengatakan mereka merasa cemas dan khawatir dengan boikot sosial dan ekonomi oleh komunitas Hindu di Udaipur.
"Saya tahu apa yang telah terjadi adalah tindakan barbar, tetapi komunitas ini seharusnya tidak bertanggung jawab atas perbuatan dua orang itu," kata Mohammad Farukh, agen farmasi yang tinggal di sebuah kawasan yang didominasi warga Muslim di kota itu.
Baca Juga:Nama Candi Asu di Magelang Menuai Kontroversi, Begini Penjelasannya
Dewan Hukum Pribadi Muslim Seluruh India menyebut peristiwa itu "sangat terkutuk" dan menegaskan bahwa perbuatan tersangka melanggar hukum India dan juga syariat Islam. ANTARA