Dinsos Mojokerto Temukan Agen Penyalur BPNT Nakal, Buntut Aduan Beras Remuk dan Berkutu

Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Kemalagi, Kabupaten Mojokerto mengaku menerima beras berkualitas buruk dan berkutu.

Muhammad Taufiq
Selasa, 23 Agustus 2022 | 17:05 WIB
Dinsos Mojokerto Temukan Agen Penyalur BPNT Nakal, Buntut Aduan Beras Remuk dan Berkutu
Bantuan beras berkutu di Mojokerto [SuaraJatim/Zen Arifin]

"Kita sudah punya data, kita juga sudah punya bukti kalau memang yang bersangkutan mengakui tetap akan kita berikan sanksi, entah itu teguran lisan ataupun tertulis. Bisa juga (diberhentikan jadi penyalur), tapi mohon maaf ya, saya melihatnya dari kaca mata saya (pelanggaran yang dilakukan)," jelas Tejo.

Tejo memastikan, tidak ada ampun bagi para pendamping program BPNT, agen penyalur maupun e-waroeng yang melanggar aturan. Terlebih jika pelanggaran yang dilakukan pihak-pihak tersebut, merugikan KPM.

"Saya sampaikan, jangan sekali-kali menakut-nakuti KPM. Kami komitmen, saya tidak akan melindungi, membackup kalau anak buah saya salah," tukas Tejo.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah KPM program BPNT di Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto menerima beras kualitas buruk. Tak hanya remuk, namun beras yang diterima KPM juga berkutu.

Baca Juga:Warga Mojokerto Terima Beras BPNT Tak Layak Konsumsi, Remuk dan Berkutu

Seperti yang disampaikan Li warga KPM asal Desa Mojorejo, Kecamatan Kemlagi ini. Beras yang diterima kualitasnya sangat buruk dan tak laik konsumsi. Sebab, beras sebanyak 30 Kilogram (Kg) yang dicairkan dari Agen BPNT itu, sekitar 70 persen menir.

Pria berusia 41 tahun ini menuturkan, beras bantuan itu dicairkan melalui Agen BPNT di Desa Mojokumpul, pada Minggu (21/8) kemarin. Dari besaran bantuan Rp 400 ribu, ia mendapatkan 30 Kg beras, 2 Kg telur serta beberapa bahan pangan lainnya.

Beras bantuan itu dikemas dalam dua kemasan. Sebanyak 25 Kg dikemas dalam sak dengan merek Raja Lele. Sedangkan sebanyak 5 Kg dikemas dalam kantung plastik putih. Tak hanya remuk, namun beras yang diterima Li juga dipenuhi kutu.

Tak hanya Li, beras dengan kualitas buruk juga diterima oleh KPM lain berinisial A warga Desa Mojodadi. Sang anak yang berinisial D mengatakan, beras BPNT yang diterima kualitasnya jelek dan patah-patah.

Wanita berkulit kuning langsat ini menuturkan, jika dilihat dari kualitas yang diterima, harga beras tersebut harusnya jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang dibanderol di Agen BPNT.

Baca Juga:Kecelakaan Tragis di Mojokerto, Kakak dan Adiknya Tewas Terlindas Truk Elpiji

"Saya biasa beli di pasar, kalau kayak gitu harganya sekitar Rp 8.500. Kalau harga beras Rp 10.000 itu, harusnya berasnya bagus, tidak apek begini," ujar D.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini