Untuk Tingkatkan Kerja Sama dengan Vietnam, Pj. Gubernur Adhy Paparkan IPRO Andalan Jatim dalam Meet Khanh Hoa-Indonesia

Hubungan perdagangan antara Jatim dan Vietnam yang sudah baik terjalin.

Fabiola Febrinastri
Kamis, 21 Maret 2024 | 21:35 WIB
Untuk Tingkatkan Kerja Sama dengan Vietnam, Pj. Gubernur Adhy Paparkan IPRO Andalan Jatim dalam Meet Khanh Hoa-Indonesia
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono di di Vinh Ngoc Ballroom, Muong Thanh Luxury Hotel, Vietnam, pada Kamis (21/3/2024). (Dok: Pemprov Jatim)

SuaraJatim.id - Dalam pemaparannya, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono menyebut sejumlah Investment Project Ready to Offer (IPRO) andalan Jatim di bidang infrastuktur yang menjanjikan bagi Vietnam.

Potensi investasi tersebut antara lain, Pelabuhan Peti Kemas Internasional dan Pusat Logistik di Kota Probolinggo dengan nilai investasi Rp800 miliar atau 60 juta Dolar AS, Terminal LNG Probolinggo dengan nilai imvestasi Rp742,69 miliar atau 50 juta Dolar AS, dan Terminal Tangki Minyak Lamongan dengan nilai investasi Rp4,6 triliun atau 314,22 juta Dolar AS.

Hal itu dikatakannya saat presentasi khusus di konferensi "Meet Khanh Hoa-Indonesia", di Vinh Ngoc Ballroom, Muong Thanh Luxury Hotel, Vietnam, pada Kamis (21/3/2024).

Investment Project Ready to Offer (IPRO), di Vinh Ngoc Ballroom, Muong Thanh Luxury Hotel, Vietnam, pada Kamis (21/3/2024). (Dok: Pemprov Jatim)
Investment Project Ready to Offer (IPRO), di Vinh Ngoc Ballroom, Muong Thanh Luxury Hotel, Vietnam, pada Kamis (21/3/2024). (Dok: Pemprov Jatim)

Pemaparan IPRO ini sengaja dilakukan Adhy, dengan harapan agar ke depan, kerja sama antara Jawa Timur dengan Vietnam bisa ditingkatkan di berbagai sektor. Mulai ekspor-impor, investasi, dan pariwisata.

Baca Juga:Gubernur Khofifah Wakili Jatim Terima 2 Penghargaan dalam KPPU Award 2023 dari Wapres Ma'ruf Amin

"Investasi di Jawa Timur juga punya potensi sangat menguntungkan. Kota bisa lihat datanya, realisasi investasi kita di tahun 2023 kita mencapai Rp145,1 triliun dengan Vietnam berada di peringkat ke-49 menurut data Kementerian Investasi/BKPM RI," katanya.

Untuk mendukung investasi yang ditawarkan, saat ini Jatim sudah memiliki kawasan industri yang telah ada meliputi KEK Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Maspion Industrial Estate, Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Sidoarjo Industrial Estate Berbek (SIEB), Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Safe "N" Lock Halal Industrial Park, serta Sidoarjo Real Industrial Estate (SiRIE). Adapula kawasan industri pengembangan yang meliputi antara lain Kawasan Industri Salt Lake, Kawasan Industri Ploso Jombang, Kawasan Industri Maritim Lamongan, dan Madura Industrial Seaport City.

"Ini menunjukkan bahwa kami konsentrasi untuk industri dengan kawasan khusus dan dengan kebijakan-kebijakan khusus untuk pengembangan investor-investor yang masuk," katanya.

Lebih lanjut Adhy juga memaparkan hubungan perdagangan antara Jatim dan Vietnam yang sudah baik terjalin. Hal itu bisa dilihat dari kinerja ekspor dan impor antara Jatim dengan Vietnam.

Menurut data dari Kemenperin, neraca ekspor impor Vietnam menjadi urutan keempat dari transaksi Jawa Timur dengan ASEAN per Januari hingga Agustus 2023.

Baca Juga:Diduga Praktikan Investasi Bodong Hingga Rp 28 Miliar, Padahal Bisnis WNA Pakistan Ini Cuma Ratusan Juta

“Untuk ekspor, nilai yang dicapai sejumlah 402,41 juta Dolar AS sedangkan impornya 416,76 juta Dolar AS. Mudah-mudahan dengan adanya pertemuan ini, bisa meningkatkan ekspor maupun impor kita," katanya.

Sementara untuk Komoditas non migas ekspor Jawa Timur 2023 meliputi tembaga senilai 163.721.200 Dolar AS, gula dan kembang gula 35.999.799 Dolar AS, lemak dan minyak hewan/nabati 28.147.636 Dolar AS, bahan kimia organik 26.221.011 Dolar AS, kertas/karton 16.883.820 Dolar AS, berbagai produk kimia 14.900.432 Dolar AS, ikan dan udang 11.692.801 Dolar AS, ampas/sisa industri makanan 8.871.588 Dolar AS, kopi dan teh serta rempah-rempah 8.824.851 Dolar AS, juga tembakau 8.790.764 Dolar AS.

Dan untuk komoditas impor meliputi gandum-ganduman senilai 88.732.753 Dolar AS, besi dan baja 62.967.820 Dolar AS, plastik dan barang dari plastik 59.798.382 Dolar AS, berbagai makanan olahan 37.460.128 Dolar AS, mesin/peralatan listrik 28.191.676 Dolar AS, kertas/karton 20.002.588 Dolar AS, kopi dan teh serta rempah-rempah 16.179.124 Dolar AS, pupuk 14.887.177 Dolar AS, kapas  10.406.220 Dolar AS, mesin-mesin/pesawat mekanik 9.659.766 Dolar AS.

Tak hanya sektor perdagangan, Adhy juga membidik peningkatakan kerjasama Jatim-Vietnam di sektor pariwisata. Hal ini didukung dengan kunjungan wisman Vietnam ke Indoneia yang cukup tinggi yaitu mencapai 121.879 pada 2023 menurut BPS & Imigrasi Juanda, yang mana, 1.606 di antaranya berwisata ke Jawa Timur.

Sedangkan menurut data Vietnam Tourism, kunjungan wisman Indonesia ke Vietnam mencapai 105.380 pada tahun 2023.

"Di sektor ini, wisatawan Vietnam ke Jawa Timur melonjak dari yang sebelumnya hanya 652. Ekonomi kita juga cukup bagus karena animo masyarakat untuk berkunjung ke masing-masing negara lebih tinggi," katanya.

"Pun menjadi sesuatu yang penting dan perlunya standar untuk halal tourism bagi kerjasama sektor pariwisata ini," pungkas Adhy.

Di Jawa Timur sendiri, menurut data Disbudpar Jatim, lokasi pariwisata bersertifikat halal telah banyak tersebar. Total ada 80 katering dan restoran bersertifikat halal, 9 hotel, dan 45 Halal Center. Turut hadir dalam acara ini Deputy Secretary of Khanh Hoa Provincial Party Committee Chairman of Khanh Hoa PPC Nguyen Tan Tuan, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Koperasi dan UMKM RI Teten Masduki, dan Duta Besar RI untuk Vietnam Denny Abdi. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini