SuaraJatim.id - Pilkada Sampang menyorot perhatian setelah kejadian berdarah terjadi pada 17 November 2024. Seorang pendukung salah satu pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Blitar meninggal dunia setelah dianiaya sejumlah orang menggunakan senjata tajam.
Sebagai antisipasi, Polda Jatim membentuk tim khusus yang akan dikirim ke Sampang.
"Saat ini tim khusus Polda Jatim telah tiba di Sampang dan telah bergabung dengan personel lainnya," kata Kapolres Sampang AKBP Hendro Sukmono, Senin (25/11/2024).
Tim khusus tersebut berisikan pasukan gabungan dari TNI AD, AL, dan Polri. Polda Jatim membentuk dari 5 SSK (Satuan Setingkat Kompi) yang terdiri dari Brimob sebanyak 2 SSK, TNI AD 2 SSK, dan marinir 1 SSK.
Baca Juga:Bawaslu Jatim Minta Hormati Masa Tenang: Jangan Ada Pengumuman Hasil Survei
Hendro mengungkapkan, tim khusus tersebut akan bertugas mengamankan jalannya Pilkada Sampang 2024.
Sampang masuk dalam catatan sebagai salah satu kabupaten rawan di Jawa Timur. Tim khusus tersebut diharapkan bisa mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan hasil pemetaan, dari total 1.344 TPS di Sampang, sebanyak 939 TPS masuk kategori kurang rawan, 349 TPS masuk kategori rawan, dan 56 TPS sisanya masuk kategori sangat rawan.
"Personel khusus Polda Jatim ini saat pencoblosan kita kerahkan ke TPS rawan ini," katanya.
Sebelumnya, insiden penganiayaan hingga meninggal dunia terjadi di Ketapang, Sampang. Peristiwa bermula saat H Slamet Junaidi (Calon Bupati Sampang) berkunjung ke Padepokan Babussalam milik Kiai Mualif sekitar pukul 14:30 WIB.
Baca Juga:Pesan Penting Said Abdullah untuk Kader PDIP Jatim di Masa Tenang
Saudara Kiai Mualif, yakni Kiai Hamduddin yang mengetahui kegiatan itu tidak terima dengan kedatangan Calon Bupati H Slamet Junaidi, sehingga menggerakkan sekelompok orang untuk melakukan pengadangan.
Kejadian itu lantas memicu pembacokan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia bernama Jimmy Sugito Putra, pendukung H Slamet Junaidi.
Sebanyak tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka dari insiden itu. Masing-masing bernama Moh Suaidi, Fendi Sranum dan Abdul Rohman. [Antara]