SuaraJatim.id - Peternak di Jatim dalam beberapa bulan terakhir diresahkan dengan merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Puluhan sapi dilaporkan mati usai terjangkit penyakit tersebut.
Di Gresik, lima ternak dilaporkan mati dan 112 ekor lainnya terjangkit. Meski belum ada laporan kematian, namun sedikitnya 31 ekor sapi di Madiun terserang PMK.
Penyakit ini juga menyerang sapi di Ponorogo. Di Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, sejumlah sapi milik warga dilaporkan menunjukkan gejala khas PMK, seperti mulut berlendir dan luka pada kuku.
Sementara itu di Blitar, 235 sapi terjangkit PMK dan 30 ekor di antaranya mati. Kota Ini telah menerapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Kasus PMK.
Baca Juga:Ratusan Sapi Mati Misterius di Sumenep, Peternak Terancam Merugi
Kadisnak Jatim, Indyah Aryani menyebut sebanyak 30 kabupaten/kota di wilayahnya yang terjangkit PMK. “Untuk populasi yang kecil seperti Kota Surabaya belum ada laporan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” ujarnya dikutip dari BeritaJatim--partner Suara.com.
Dia pun mengaku telah mengirimkan sejumlah obat-obatan dan vitamin ke kabupaten/kota yang ternaknya terserang PMK.
“Kami sudah drop obat-obatan dan vitamin kepada kabupaten/kota. Kemarin bantuan vaksin dari Pusvetma didrop, untuk selanjutnya melaksanakan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan disinfektan, pengobatan dan vaksinasi,” kata Indyah.
Terpisah, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin mengatakan, melihat banyaknya kasus di wilayahnya yang jauh diatas standar, sebenarnya di Kabupaten Blitar sudah bisa dikategorikan wabah atau KLB.
Baca Juga:Komisi B DPRD Jatim Harap Penyerapan Susu Sapi Peternak Lokal Bisa Lebih Besar