Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 13 Agustus 2022 | 14:05 WIB
Makam Joko Tingkir di Lamongan Jawa Timur [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Sejarah Joko Tingkir memang panjang. Namanya juga masyhur bagi masyarakat di kawasan Pantura, terutama di daerah Lamongan Jawa Timur.

Joko Tingkir alias Mas Karebet putra dari Ki Kebo Kenanga. Dia masih keturunan dari kerajaan Majapahit. Di Lamongan, nama Joko Tingkir diabadikan sebagai nama julukan untuk klub sepak bola Persela Lamongan.

Makam Joko Tingkir ini juga dipercaya berada di Lamongan, tepatnya di Dusun Dukoh Desa Pringgoboyo Kecamatan Maduran. Namun belakangan ini Joko Tingkir justru populernya jadi nama parikan, "Joko Tingkir Ngombe Dawet".

Bicara makam Joko Tingkir, tak jauh dari Sungai Bengawan Solo, jaraknya sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Lamongan, makamnya ramai diziarahi orang-orang.

Baca Juga: Dua Pekan Ini Solar Subsidi Langka, Nelayan Lamongan Pilih Tidak Melaut

Sebelum dikenal dengan sebutan Joko Tingkir, masyarakat di desa setempat akrab menyebut tempat ini sebagai Makam Mbah Anggungboyo.

"Sebelum dikenal sebagai makam Joko Tingkir, makam ini dikenal warga sebagai makam Mbah Anggungboyo," kata sesepuh Desa Pringgoboyo, Asy’ad, dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Sabtu (13/8/2022).

Lokasi Makam Mbah Anggunboyo atau Joko Tingkir, yang terletak di Dusun Dukoh, Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran, Lamongan.

Asy’ad menambahkan, masyarakat setempat meyakini jika makam ini merupakan makam Joko Tingkir lantaran dulunya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kerap datang dan berziarah ke makam ini.

"Pada awalnya belum ada yang tahu, di mana letak Makam Joko Tingkir. Akan tetapi, Gus Dur meyakinkan kepada kita semua bahwa Makam Joko Tingkir berada di Dusun Dukoh, Desa Pringgoboyo ini," imbuhnya.

Baca Juga: Kelangkaan Solar Subsidi di Lamongan, Ratusan Kapal Nelayan Berhenti Melaut

Asy’ad menuturkan jika dulunya Gus Dur sering datang dan berziarah ke Makam ini secara sembunyi-sembunyi. Bahkan, kata Asy’ad, hal ini dilakukan jauh hari sebelum Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI.

"Sekitar tahun 80-an dulu Gus Dur rawuh di sini secara sembunyi-sembunyi. Tapi pada tahun 90-an beliau hadir bersama-sama secara terbuka, juga ditegaskan atas usulan Kiai Faqih Langitan dan Kiai Masrur Qusyairi Pringgoboyo," terangnya.

Berdasarkan penjelasan dari Gus Dur itulah, ungkap Asy’ad, keberadaan Makam Joko Tingkir di Desa Pringgoboyo ini semakin ramai dikunjungi para peziarah hingga kini. Tak hanya masyarakat Lamongan, namun juga banyak yang dari luar daerah.

"Dulunya makam ini sudah ramai dikunjungi oleh para peziarah. Tapi saat Gus Dur membuka ke publik kalau makam di Desa Pringgoboyo ini adalah makam Joko Tingkir, sekarang semakin banyak peziarah yang datang, terutama pada saat menjelang puasa Ramadan dan saat puasa akan berakhir," ujarnya.

Berdasarkan pantauan dari beritajatimcom di lokasi, di bangunan induk (cungkup) terdapat 4 makam yang masing-masing nisannya ditutup kain putih. Menurut Asy’ad, satu di antara 4 makam tersebut adalah Makam Joko Tingkir.

"Ada 4 Makam di bangunan cungkup itu, satu di antaranya adalah Mbah Anggungboyo atau Joko Tingkir. Sementara 2 makam lainnya merupakan anggota keluarga dan 1 makam lainnya diduga adalah barang-barang peninggalan Mbah Anggungboyo yang sengaja dikubur," papar Asyad.

Hingga kini, tampak kondisi di sekitar Makam Joko Tingkir yang ada di desa ini masih asri dan terjaga. Terdapat pula sejumlah pohon besar dan batu bata lama yang mengelilingi area makam.

Lokasi Makam Mbah Anggunboyo atau Joko Tingkir, yang terletak di Dusun Dukoh, Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran, Lamongan.

Lebih lanjut, Asy’ad menyebut, masyarakat setempat juga berkeyakinan jika di Desa Pringgoboyo ini menjadi tempat singgah untuk bertapanya Sunan Kalijaga.

"Selain ada keberadaan Makam Joko Tingkir. Masyarakat di sini juga telah lama meyakini jika Sunan Kalijaga pernah bertapa di sini hingga beliau menancapkan tongkatnya," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dusparbudl Lamongan, Siti Rubikah mengungkapkan, sejak 2018 Pemerintah Kabupaten Lamongan sudah ikut menangani Makam Joko Tingkir ini.

Pihaknya juga berkata, setiap tahun ada anggaran yang disiapkan untuk perawatan makam tersebut. Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan dan mengembangkan kompleks makam menjadi salah satu tujuan wisata religi di Lamongan.

"Alhamdulillah beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah Kabupaten Lamongan terus berupaya untuk melestarikan situs ini. Dan sebagai situs budaya, akan terus kita kembangkan menjadi salah satu destinasi wisata religi di Lamongan," ujarnya.

Load More