The World Habitat Day Surabaya 2020, Jokowi Soroti Lonjakan Penduduk Kota

"Kita bertemu di Kota Surabaya ini untuk meyakinkan kepada dunia bahwa Agenda Baru Perkotaan, New Urban Agenda, Tahun 2036 tidak bisa ditunda-tunda lagi," kata Jokowi.

Muhammad Taufiq
Selasa, 06 Oktober 2020 | 09:54 WIB
The World Habitat Day Surabaya 2020, Jokowi Soroti Lonjakan Penduduk Kota
Presiden Jokowi berbincang dengan Sifira Kristingrum, perawat di RSAL Dr. Ramelan, Surabaya, Minggu (27/9/2020) / Foto : Sekretariat Presiden

SuaraJatim.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Peringatan Global Hari Habitat Dunia 2020 diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran internasional tentang tren urbanisasi, tantangan dan visi untuk pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.

Kemudian untuk mempromosikan kerja sama internasional dan memberikan kontribusi pada upaya global untuk membangun kota yang adil, makmur dan berkelanjutan, serta meningkatkan lingkungan hidup dan kualitas hidup masyarakat.

"Kita bertemu di Kota Surabaya ini untuk meyakinkan kepada dunia bahwa Agenda Baru Perkotaan, New Urban Agenda, Tahun 2036 tidak bisa ditunda-tunda lagi," kata Jokowi saat sambutan secara virtual yang diunggah dalam akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin kemarin (05/10/2020).

Ia melanjutkan, "Saat ini 55 persen penduduk dunia tinggal di perkotaan. Di tahun 2050 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 68 persen. Laju peningkatan tertinggi terjadi di Benua Asia dan Afrika."

Baca Juga:Pemerintah Sebut Perumahan Sebagai Penggerak Kota Berkelanjutan

Jokowi mengaku bersyukur Kota Surabaya terpilih menjadi tuan rumah bagi acara Peringatan Global Hari Habitat Dunia 2020. Dalam sambutannya, Jokowi menyebut pada 2030, Indonesia diprediksi akan memiliki jumlah penduduk hampir 300 juta jiwa di mana 63,4 persen di antaranya tinggal di perkotaan.

Karena itu, kata Jokowi, persoalan penataan perkotaan dan agenda baru perkotaan menjadi sangat penting. Jika tidak disiapkan dan ditangani secara serius, pertumbuhan pesat masyarakat bisa saja memicu sejumlah permasalahan.

Permasalahan tersebut mulai dari masalah kepadatan dan kemiskinan, lingkungan dan ketersediaan ruang publik, ketersediaan infrastruktur dasar, terutama air bersih dan sanitasi, termasuk masalah perumahan dan berbagai masalah perkotaan lainnya.

"Namun, jika kita tangani dengan baik, saya berkeyakinan bahwa urbanisasi dapat menjadi peluang yang luar biasa bagi kemajuan bangsa. Bisa menjadi pusat kreativitas dan inovasi, bisa memacu pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan hidup bagi warganya," tutur Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo itu menilai peringatan Global Hari Habitat Dunia tahun 2020 dengan tema "Housing for All: A Better Urban Future" sebagai tema yang sangat relevan untuk seluruh dunia.

Baca Juga:Indonesia Usung Program 100-0-100 Dalam Konferensi di Ekuador

Menurut Jokowi, rumah merupakan kebutuhan dasar semua orang di seluruh dunia yang akan memperkuat keluarga sebagai pilar utama kekuatan bangsa, sekaligus berperan sebagai benteng pertahanan pertama melawan berbagai risiko kesehatan termasuk pandemi Covid-19.

"Rumah adalah kebutuhan dasar semua orang di seluruh dunia, bahwa rumah akan memperkuat keluarga sebagai pilar utama kekuatan bangsa dan rumah merupakan benteng pertahanan pertama melawan berbagai resiko kesehatan termasuk pandemi covid 19," kata Jokowi.

Pemerintah Indonesia kata Jokowi berupaya keras agar setiap warga negara dapat menempati rumah layak huni. "Sejak tahun 2015 telah dilaksanakan program Satu Juta Rumah. Target pembangunan satu juta unit rumah per tahun sudah berhasil dilampaui pada tahun 2018 dengan fokus pada masyarakat berpenghasilan rendah," tuturnya.

Tak hanya itu, Kepala Negara menuturkan pemerintah terus mengembangkan inovasi pembiayaan untuk meningkatkan akses rumah bagi masyarakat dalam fokus kelompok tersebut.

Partisipasi swasta, partisipasi masyarakat, dan partisipasi lembaga keuangan kata Jokowi terus didorong di mana pelaksanaan Undang-Undang Tabungan Perumahan rakyat (Tapera) yang memberikan jaminan ketersediaan sumber dana jangka panjang dan berkelanjutan terus pemerintah jaga.

Kemudian kata Jokowi, pemerintah juga memberikan perhatian serius pada peningkatan kualitas kampung kumuh yang ada di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Program Perbaikan Kampung dan program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) dilaksanakan dengan menitikberatkan pada kolaborasi antara pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat dalam menyediakan pelayanan dasar seperti air bersih dan sanitasi yang layak," ucap dia.

Jokowi menegaskan, Indonesia seperti negara-negara lain di dunia saat ini tengah sibuk menangani pandemi Covid-19. Ia menuturkan bahwa Indonesia menjadikan pandemi Covid sebagai sebuah pembelajaran untuk membangun perkotaan tangguh dan sehat di masa mendatang.

"Pandemi Covid-19 juga menjadi momentum pembelajaran dan refleksi untuk merancang kebijakan perencanaan dan pengelolaan perkotaan yang inklusif dan berkeadilan, meningkatkan ketangguhan dalam menghadapi bencana alam maupun bencana nonalam, termasuk ketangguhan terhadap wabah penyakit," ucap dia.

Jokowi berharap agar para delegasi dari seluruh negara dapat saling berbagi gagasan, bertukar pengetahuan, keahlian, dan pengalaman, serta menjalin kerja sama

"Dan memperkuat kolaborasi untuk meningkatkan ketangguhan kota menghadapi pandemi dan juga bencana lainnya," katanya

REKOMENDASI

News

Terkini