SuaraJatim.id - Nama desa memang erat kaitannya dengan sejarah kampung tersebut. Masalahnya, tidak banyak anak-anak zaman sekarang yang tahu bagaimana asal usul nama desa mereka.
Termasuk nama-nama desa unik di Jawa Timur ini. Tidak banyak yang tahu bagaimana bisa nama desa mereka seunik itu. Yang pasti, nama desa-desa ini sudah ada sejak zaman leluhur lama.
Di Jatim misalnya, ada nama Desa Pocong, Kemudian Desa Nglawak yang artinya banyolan. Orang-orang di dua desa itu tidak ada yang paham betul bagaimana bisa desa mereka diberinama seperti itu.
Terkait nama desa unik ini. Beberapa waktu lalu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pernah membagikan sebuah foto nama Desa Pocong di akun Instagramnya @khofifah.ip.
Baca Juga:Rekor! Rp 874 Juta, Nilai Korusi Eks Kades Gresik Ini Terbesar di Indonesia
Nah, berikut ini nama-nama desa unik di Jawa Timur dikutip dari berbagai sumber. Nama-nama desa ini bakal bikin kamu mesem-mesem sendiri:
1. Desa Nglawak
Desa Nglawak ini berada di Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. Selain itu, ada juga Desa Nglawak namun di Kecamatan Ngimbang Lamongan. Nglawak berarti banyolan alias dagelan menghibur orang.
Apakh orang Nglawak senang banyol? Enggak juga. Yang pasti nama desa mereka sudah ada sejak zaman leluhur mereka dan bertahan sampai sekarang. Nama desa ini masuk kategori desa unik di Jawa Timur.
2. Desa Pocong
Baca Juga:Duh! Mantan Kades di Gresik Ini Korupsi Rp 874 Juta Buat Modal Pilkades
Anda tahu Pocong kan? Jenazah yang dibalut kain kafan. Nama desa satu ini beberapa kali viral di media sosial. Desa Pocong ada di Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan Madura, Jawa Timur.
Foto tugu Desa Pocong sempat diunggah ke akun Instagram Gubernur Khofifah Indar Parawansa @khofifah.ip beberapa waktu lalu. Konon, nama pocong diambil dari sebuah cerita munculnya sumber air pertama dari pohon pucang.
3. Desa Malingmati
Ketika awal mendengar nama desa ini, pikiran langsung terlintas pada maling (Pencuri) yang meninggal. Desa Malingmati ini ada di Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro.
Di Desa Malingmati ini kerap mengalami kekeringan saat musim kemarau. Jemaat masjid yang hendak shalat pun menggunakan air seadanya dan terkadang kotor untuk wudhu. Namun kini sudah ada tidak lagi kesulitan air bersih. Karena Desember 2019 lalu sudah ada sarana air bersih.
4. Desa Pesing
Bukan pesing karena bau air kencing. Desa Pesing terletak di Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Desa ini ternyata kampung halaman Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko.
5. Desa Toket
Jangan salah sangka dan berpikir macam-macam soal toket. Karena memang ada desa di Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan yang diberi nama Desa Toket. Siapa sangka, nama desa yang terkesan vulgar ini terkenal sebagai penghasil batik di Pamekasan.
6. Desa Montok
Masih di Pamekasan, Desa Montok ini berada di kecamatan yang juga memiliki nama yang unik. Yakni di Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Madura.
Desa Montok ini memiliki objek wisata yang tak kalah indah dari lainnya. Terdapat Pantai Talang Siring. Di sana yang digadang mampu meningkatkan nilai ekonomi dan pariwisata masyarakat desa.
7. Desa Gadungan
Di Jawa Timur, rupanya ada dua desa yang bernama Desa Gadungan. Yaitu di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri dan di wilayah Gandusari, Kabupaten Blitar yang berdiri sejak tahun 1830-an. Desa Gadungan didirikan Tumenggung Dermokusumo. Dari cerita, Tumenggung Dermokusumo merupakan pasukan Pangeran Diponegoro yang melarikan diri setelah kalah perang.
8. Desa Sumberdukun
Dari ceritanya, zaman dahulu terdapat dukun yang berjasa besar menemukan sumber mata air. Para penduduk menamai wilayahnya Sumberdukun sebagai penghormatan karena telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
9. Desa Pacar Peluk
Pacarpeluk merupakan sebuah desa yang ada di Kecamatan Mengaluh, Kabupaten Jombang. Desa ini terdapat empat pedukuhan atau dusun, yakni Dusun Pacar, Dusun Peluk, Dusun Soko dan Disun Tegalrejo.
10. Kecamatan Dukun
Kecamatan Dukun ini berada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Letaknya di tepi Bengawan Solo, selatan berbatasan dengan Kabupaten Lamongan yang terpisah oleh Bengawan Solo.
Wilayah ini sebagian besar dataran rendah yang tidak mengandung kapur, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan tanah tersebut sebagai sawah, tambak, kebun dan lainnya. Para petani juga biasanya memanfaatkan aliran Sungai Bengawan Solo untuk mengaliri sawah mereka. Pertanian di Kecamatan Dukun juga sangat maju, pasalnya hampir setiap penduduk di Kecamatan Dukun mempunyai sawah dan komoditas terbesar mereka adalah padi dan jagung.