SuaraJatim.id - Keutamaan Surat Al Ikhlas sangat luar biasa karena berisi perintah mengesakan Allah SWT dan menolak menduakan-Nya. Quraish Shibab menuturkan nama Surat Al Ikhlas dari kata khalis yang berarti suci atau murni setelah sebelumnya memiliki kekeruhan.
Surat Al Ikhlas adalah surat ke-112 dalam Alquran yang termasuk dalam surat Makkiyah karena diturunkan di Kota Makkah. Surat ini diturunkan Allah setelah Surat Annas. Setiap surat diturunkan sesuai dengan kondisi yang sedang berlangsung.
Berikut keutamaan Surat Al Ikhlas.
1. Setara dengan Sepertiga Al Quran
Baca Juga:Surat Al Kafirun Ayat 1-6: Keutamaan dan Tafsirnya
Hal ini berdasarkan hadits yang artinya, “Dari Abu Darda’ bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al Qur’an dalam semalam?’ Mereka mengatakan: ‘Bagaimana kami bisa membaca seperti Alquran?” Lalu Nabi bersabda: ‘Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Qur’an.” (HR Muslim)
2. Akan Mendapatkan Kecintaan Allah Swt
Dari Aisyah bahwa Rasulullah Saw mengutus seorang lelaki dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi tertentu). Laki-laki tersebut ketika menjadi imam salat bagi para sahabatnya selalu mengakhiri bacaan suratnya dengan ‘Qul Huwallahu Ahad.’ Ketika mereka pulang, disampaikan berita tersebut kepada Rasulullah Saw.
Maka beliau bersabda: “Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu?” Lalu mereka pun menanyakan kepadanya. Ia menjawab, “Karena di dalamnya terdapat sifat Ar Rahman, dan aku senang untuk selalu membacanya.” Mendengar itu Rasulullah SAW bersabda: “Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta’ala juga mencintainya.” (HR Bukhari dan Muslim)
3. Membaca Tiga Kali seperti Mengkhatamkan Alquran
Baca Juga:Obat Anti Galau Ala Islam, Baca Ayat Al Quran Penyemangat Hidup
Keutamaan surat Al Ikhlas ini merupakan gambaran bahwa dibaca dalam bilangan tertentu, akan mempunyai pahala orang yang membaca 30 Juz Alquran.
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa membaca surat Al Ikhlas sekali, maka seakan-akan dia membaca sepertiga Alquran, dan barangsiapa membacanya dua kali, maka seakan-akan membaca dua pertiga Alquran, dan barangsiapa membacanya tiga kali, seakan-akan ia membaca AlQuran seluruhnya.” (HR Anas bin Malik)
4. Membaca Sepuluh Kali Akan Dibangunkan Istana di Surga
Ini berdasarkan hadis yang artinya, “Dari Mu’dz bin Anas al-Jahni, sahabat Nabi, dari Rasulullah SAW yag bersabda: ‘Barangsiapa yang membaca ‘qul huwa allah al-‘ahad hingga menghatamkannya sebanyak sepuluh kali, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah istana di dalam surga’. Maka berkata Umar bin Khatab, ‘jika lebih banyak lagi Ya Rasulullah?’, Rasulullah SAW menjawab: ‘Allah memperbanyak (menambahkannya) dan membaikkan (membalasnya dengan yang lebih baik).” (HR At Thabrani)
5. Mendapatkan Pengampunan Dosa selama 50 Tahun
Keutamaan surat Al Ikhlas selanjutnya dapat menjadi sarana menghapus dosa. Disebutkan dalam hadis ini, artinya “Dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah SAW: ‘Barangsiapa yang membaca ‘qul huwa allahu ‘ahad’ sebanyak lima puluh kali, niscaya Allah akan mengampuni dosanya selama lima puluh tahun.” (HR Ad-Darimi 2)
6. Doanya Akan Diijabah
Saat menyertakan Surat Al Ikhlas dalam setiap permohonan, Insya Allah akan dikabulkan. Pada sebuah hadis disebutkan, artinya “Dari ‘Abdullah bin Buraidah dari Bapaknya, sesungguhnya Nabi SAW mendengar seseorang berkata: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu, Sungguh Engkau Allah dzat yang ‘Ahad, yang tidak tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Nya’. Maka beliau bersabda: ’Sungguh, dia meminta kepada Allah dengan Nama-Nya yang agung, yang jika seseorang meminta dengan Nama tersebut, maka permintaannya akan diberikan, dan jika berdo’a dengan nama tersebut, maka doanya akan dikabulkan.” (HR Ahmad)
Surat Al Ikhlas dan Tafsirnya
Ayat 1: Qul huwallaahu ahad.
Artinya, “Dialah Allah Yang Maha Esa.”
Kata ahad dari akar kata wahdah yang artinya kesatuan. Juga kata waahid yang berarti satu. Kata ahad dalam ayat ini berfungsi sebagai sifat Allah yang artinya Allah memiliki sifat tersendiri yang tidak dimiliki oleh selain-Nya.
Menurut Sayyid Qutb, “qul huwallaahu ahad” merupakan lafal yang lebih halus dan lebih lembut daripada kata “ahad.” Sebab ia menyandarkan kepada makna “wahid” bahwa tidak ada sesuatu pun selain Dia bersama Dia dan bahwa tidak ada sesuatu pun yang sama denganNya.
Ayat 2: Allaahusshamad.
Artinya, “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
Ibnu Abbas menjelaskan tafsir ayat ini. Maksudnya adalah, seluruh makhluk bergantung kepada Allah dalam kebutuhan dan sarana mereka. Dialah Tuhan yang maha sempurna dalam perilakuNya. Maha Mulia yang mahasempurna dalam kemuliaan-Nya. Maha Besar yang maha sempurna dalam kebesaran-Nya
Menurut Tafsir Al Misbah, ash shamad dari kata kerja shamada yang artinya menuju. Ash shamad merupakan kata jadian yang artinya yang dituju.
Ayat 3: Lam yalid walam yulad.
Artinya, “Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa makna ayat ini adalah Allah tidak beranak, tidak diperanakkan dan tidak mempunyai istri.
Sayyid Qutb menjelaskan, hakikat Allah itu tetap, abadi, azali. Sifatnya adalah sempurna dan mutlak dalam semua keadaan. Kelahiran adalah suatu kemunculan dan pengembangan, wujud tambahan setelah kekurangan atau ketiadaan. Hal demikian mustahil bagi Allah. Kelahiran juga memerlukan perkawinan. Lagi-lagi, ini mustahil bagi Allah.
Ayat 4: Walam yakullahu kufuwan ahad.
Artinya, “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”
Kata kufuwan dari kata kufu’ artinya sama. Tidak ada seorang pun yang setara apalagi sama dengan Allah Swt. Menurut Sayyid Qutb, makna ayat ini adalah, tidak ada yang sebanding dan setara dengan Allah. Baik dalam hakikat wujudnya maupun dalam sifat dzatiyahnya.
Kontributor : Titi Sabanada