SuaraJatim.id - Lama tak terdengar kabarnya, Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendapat anugerah kehormatan (honoris causa) dari Universitas Air Langga (UNAIR) Surabaya.
Anugerah HC ini diberikan oleh UNAIR setelah Jonan tak lagi menjabat menteri. Meskipun begitu, UNAIR melihat jasa yang telah diberikan oleh alumninya itu kepada bangsa Indonesia ini tidaklah kecil.
Ia misalnya, sebelum menjabat sebagai Menteri ESDM, mengisi sejumlah posisi mentereng. Jonan pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan (Menhub) dan sebelumnya lagi menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Ini sebenarnya proses sangat lama yang dinilai dari berbagai macam prestasi dan kebersamaan dalam berdiskusi. Ini sudah 4-5 tahun lalu kami mulai menimbang beliau untuk mendapatkan doktor honoris causa," ujar Rektor Unair Profesor Mohammad Nasih, seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (23/11/2021).
Baca Juga:Vaksin Merah Putih Ditargetkan Diproduksi di Paruh Kedua 2022
Nasih mengungkapkan pemberian doktor HC kepada Jonan setelah dilakukan penilaian kinerja selama menjabat sebagai Dirut PT KAI, Menteri Perhubungan hingga Menteri ESDM.
"Penilaian dilakukan dari berbagai tahapan pekerjaan, mulai dari kereta api yang sebenarnya bukan hanya urusan teknis, tapi juga urusan manajerial, kepemimpinan dan aspek ilmiahnya, beliau mempunyai karya yang luar biasa," ucapnya.
Begitu pula saat menjabat sebagai Menteri Perhubungan dan ESDM, Jonan dinilai mempunyai banyak karya yang sudah dipersembahkan untuk bangsa dan negara, juga kemanusiaan.
Setelah melakukan penilaian, Unair membentuk tim ad-hoc termasuk promotor. Jonan diminta menuliskan pengalaman dan karyanya dalam sebuah disertasi untuk kemudian diuji.
"Kemudian kami pandang layak, paling tidak di awal-awal pandemi sudah dimulai. Kemudian mau dikukuhkan ada pandemi, sehingga menunggu sampai sekarang," kata dia.
Baca Juga:Sekilas Profil JE Sahetapy, Guru Besar Fakultas Hukum UNAIR
Prof. Nasih menegaskan secara akademik Jonan mempunyai kapasitas yang luar biasa. Selain itu, kegemarannya membaca dan lainnya menjadi nilai tambah untuk Jonan.
"Beliau kekurangannya tidak menuliskan dalam bentuk disertasi waktu itu. Kemudian kami bantu dengan para promotor untuk bisa membuat karya yang memenuhi standar kaidah ilmiah tertentu, jadilah disertasi dan hari ini kami kukuhkan," tuturnya.
Guru Besar Akuntansi itu mengungkapkan Unair sangat selektif dalam memberikan anugerah tersebut.
"Kami usahakan begitu (selektif) kalau ada karya nyata ya dihargai, tentu saja sekarang lebih dihargai karena komunikasi sudah sangat terbuka, dan tidak tertutup kemungkinan kalau ada putra putri terbaik bangsa mempunyai karya luar biasa untuk dipertimbangkan mendapat doktor honoris causa dari Unair," ucap dia.
"Pak Jonan itu dulu lulusan terbaik, waktu itu dengan IPK luar biasa dan mendapat pekerjaan sangat luar biasa sebelum bergabung di KAI dan Kementerian, sehingga kita tahu jejak rekam sejak awal," kata Nasih.