Pemilih NU di Jatim Jadi Rebutan, Capres Harus Pahami Tipologi Nahdliyin

Banyak juga tokoh muda dari pesantren itu ikut dilibatkan dalam tim pemenangan capres dan cawapres.

Baehaqi Almutoif
Sabtu, 18 November 2023 | 20:35 WIB
Pemilih NU di Jatim Jadi Rebutan, Capres Harus Pahami Tipologi Nahdliyin
Para kader NU saat acara Selatda di Kuta Mandalika Lombok Tengah, Minggu (5/12/2021). [Dok Antara]

Mubarok mengungkapkan, Jawa Timur menjadi kunci perolehan suara. Tidak heran bila provinsi yang memiliki karakter pemilih NU menjadi perhatian utama bagi para calon. Ketiga pasangan pun menggunakan tokoh-tokoh NU dengan harapan bisa memikat hati Nahdliyin.

Selain itu, diharapkan dengan strategi tersebut bisa mengamankan suara kaum santri. “Mereka (pengasuh ponpes) akan fokus menggarap santri di pesantren mereka. Itu yang akhirnya akan menjadi menarik,” katanya.

Kendati demikian, Mobarok menyebut ada tantangan berupa perkembangan teknolog dalam merangkul kaum santri. Karena santri dari generasi millenial dan generasi Z ini akan mendapatkan informasi dari sosial media.

“Informasi yang mereka dapatkan dari teknologi digital ini akan lebih banyak dari informasi yang diberikan oleh gus dan kiai mereka. Itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi pesantren di era saat ini. Banyak juga alumni yang adaptif dalam pengembangan teknologi,” ucapnya.

Baca Juga:Menhan Evaluasi Pesawat Super Tucano Milik TNI AU Usai Jatuh di Pasuruan

Mau tidak mau, tim pemenangan pasangan capres-cawapres juga harus bekerja keras untuk menghadapi kondisi seperti itu.

Namun ia melihat, saat ini banyak juga ulama dan gus-gus yang memanfaatkan sosial media untuk menyebarkan informasi. Sehingga, para tokoh agama ini juga bisa menyebarkan informasi mereka kepada santri dan alumni santrinya.

Pengamat politik Mochtar W Oetomo memiliki pendapat yang serupa. Ia mengamini suara NU di Jatim nanti akan terbelah. Misalnya Prabowo, Walau Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak berpasangan dengan kader NU seperti Ganjar dan Anies, tetapi sudah memiliki investasi suara dalam pilpres sebelumnya.

“Sedikit banyak pasti memiliki pemilih loyal di kalangan Nahdliyin yang masih memilih Prabowo,” kata Mochtar. Bahkan, sangat banyak tokoh NU yang kini bergabung dalam tim pemenangan pasangan calon tersebut.

Namun ia menjelaskan, hal yang harus diperhatikan adalah tipologi Nahdliyin yang bermacam-macam. Ada Nahdliyin strukturalis yang ada di NU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Mochtar menyebut, untuk yang PKB kemungkinan akan banyak ke pasangan Anies-Muhaimin.

Baca Juga:Kader TIDAR Dilarang Balas Kampanye Hitam: Silakan Kubu Lain Menyerang

Selain dua itu, ada lagi NU yang berbasis ponpes dalam naungan kiai besar. Ia menilai hingga saat ini, tipologi NU yang satu ini suaranya masih didominasi ke arah Prabowo-Gibran. Ada juga NU kultural dan ambangan yang berada di Mataraman. Mereka lebih banyak ke pasangan Ganjar-Mahfud MD.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini