SuaraJatim.id - Driver ojol berinisial DAW (39) yang meninggal dunia di Kota Surabaya, setelah menjadi korban penjambretan, dinyatakan positif Covid-19. Status tersebut diketahui menyusul keluarnya hasil tes swab setelah pasien meninggal dunia.
Dari keterangan Dirut RSU Dr Soetomo Surabaya dr Joni Wahyudi, saat mengalami kecelakaan pasien mulanya dibawa ke rumah sakit swasta untuk dilakukan pemeriksaan awal.
"Di sana (rumah sakit swasta) dokternya cukup teliti, dilakukan pemeriksaan yang tepat walaupun dia kecelakaan. Dilakukan rapid test, foto toraks dan CT Scan," kata Joni saat ditemui pada Rabu (10/6/2020).
Namun, saat dilakukan rapid test, hasilnya ternyata nonreaktif. Namun berdasar Foto toraks dan CT Scan akhirnya dinyatakan, jika pasien tersebut memiliki potensi terpapar Covid-19. Dari situlah, diketahui bahwa pasien memiliki gejala Virus Corona.
"Memang CT Scan kalau di Wuhan dulu lebih dipercaya daripada PCR. Akhirnya pasien di dirujuk ke RSU dr Soetomo untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan," ujar Joni.
Di RSU dr Soetomo, kata Joni, memiliki pemeriksaan yang memiliki sistem skoring untuk menentukan ada tidaknya Virus Corona di dalam tubuh pasien.
"Ini menunjukkan bahwa paru-parunya tenggelam di dalam air, jadi ada air kalau dia telentang ada putih di bawah air. Ini GGO (Ground Glass Opacities). Kita lihat semuanya, ternyata pasien ini risiko tinggi untuk penderita corona," lanjut Joni.
Setelah mendapat hasil itu, pasien dilakukan swab PCR. Swab PCR, kata Joni, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa melihat hasilnya. Namun, sebelum ketahuan pasien tersebut positif meninggal terlebih dahulu.
"Swab ini kan tujuannya untuk mendiagnosa adanya Covid-19 atau tidak, karena ada penyakitnya di paru-paru dan badan panas serta kecelakaan pasien ini semakin berat sesaknya," ungkapnya.
Baca Juga: PSBB Berakhir, Surabaya Siapkan Raperda Menuju New Normal Wabah Corona
Joni menerangkan 2-3 persen pasien Covid-19 yang rapidnya non reaktif belum terbentuk antibodinya. Menurutnya hal itu sangat berbahaya. Pasien pun meninggal sebelum dilakukan operasi.
"Karena rencananya mau operasi. Sebetulnya keluarga sudah tahu kalau ada Covid-19 di RS Mitra, kemudian ke RSU dr Soetomo juga sudah dijelaskan tapi PCR-nya belum keluar, dia meninggal sebelum PCR keluar," terangnya.
Karena hasil swab PCR yang belum keluar, pemulasaraan jenazah harus sesuai dengan protokol Covid-19. Hal itulah yang membuat massa megerumuni kamar jenazah, karena tak percaya pasien sebetulnya positif Covid-19.
Menurut Joni, para rekan ojol hanya berpatokan pada hasil rapid test yang negatif. Sehingga mereka mengira pasien tidak ada Virus Corona. Padahal rapid test belum tentu akurat.
"Ini kan nggak percaya kalau Covid. Rapid negatif bisa menderita Covid-19. Justru yang negatif yang harus diwaspadai karena belum terbentuk antibodi. Hasil swab-nya ini, kita ketahui setelah beliau wafat. Hasilnya positif."
Joni menuturkan, sebelum kecelakaan pasien terlihat sehat. Dia kemungkinan berstatus OTG (Orang Tanpa Gejala). Namun, setelah kecelakaan dan mengalami patah tulang, dalam pemeriksaannya pasien terkena Covid-19.
Berita Terkait
-
PSBB Surabaya Berakhir, Wali Kota Surabaya Risma: Ini Lebih Berat
-
BREAKING NEWS: Wilayah Surabaya Raya Akhiri PSBB Hari Ini, Bersiap Transisi
-
Kepatuhan Warga Surabaya di Rumah Aja Diacungi Jempol
-
Gugus Tugas COVID-19 Kasih Catatan Buruk Penggunaan Masker di PSBB Surabaya
-
Puluhan Pengemudi Ojol di Surabaya Geruduk Kamar Mayat RS Dokter Soetomo
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Inovasi Pemuda Lumajang Ubah Limbah Makan Bergizi Gratis Jadi Produk Ramah Lingkungan
-
Prabowo Pantau Kasus Ambruknya Ponpes Al Khoziny: 36 Meninggal dan 27 Santri Masih Terjebak
-
DVI Jatim Ungkap Identitas 3 Korban Ponpes Al Khoziny: Ini Datanya!
-
Kisah Ibnu, Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Dikira Hilang Ternyata Selamat
-
Khofifah Tegaskan Profesionalisme Tim DVI dalam Identifikasi Korban Mushalla Ponpes Al Khoziny