"Karena rencananya mau operasi. Sebetulnya keluarga sudah tahu kalau ada Covid-19 di RS Mitra, kemudian ke RSU dr Soetomo juga sudah dijelaskan tapi PCR-nya belum keluar, dia meninggal sebelum PCR keluar," terangnya.
Karena hasil swab PCR yang belum keluar, pemulasaraan jenazah harus sesuai dengan protokol Covid-19. Hal itulah yang membuat massa megerumuni kamar jenazah, karena tak percaya pasien sebetulnya positif Covid-19.
Menurut Joni, para rekan ojol hanya berpatokan pada hasil rapid test yang negatif. Sehingga mereka mengira pasien tidak ada Virus Corona. Padahal rapid test belum tentu akurat.
"Ini kan nggak percaya kalau Covid. Rapid negatif bisa menderita Covid-19. Justru yang negatif yang harus diwaspadai karena belum terbentuk antibodi. Hasil swab-nya ini, kita ketahui setelah beliau wafat. Hasilnya positif."
Baca Juga: PSBB Berakhir, Surabaya Siapkan Raperda Menuju New Normal Wabah Corona
Joni menuturkan, sebelum kecelakaan pasien terlihat sehat. Dia kemungkinan berstatus OTG (Orang Tanpa Gejala). Namun, setelah kecelakaan dan mengalami patah tulang, dalam pemeriksaannya pasien terkena Covid-19.
"Jadi, orang dengan trauma itu imunitasnya turun. Beliau tidak terdeteksi rapidnya negatif. Jadi imunitasnya ndak terlalu bagus, maka bahaya sekali, kalau terinfeksi virus," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan ojek online (ojol) yang ada di Surabaya menggeruduk kamar mayat RS dr Soetomo pada Minggu (7/6/2020) malam. Kedatangan mereka dipicu adanya kabar, jika jenazah rekan mereka tidak diperbolehkan keluar dari kamar mayat rumah sakit tersebut.
Sementara itu, Organisasi Himpunan Pengusaha Daring Indonesia (HIPDA) yang juga menaungi para ojol ini tak ingin membahas atau fokus kembali terhadap status pasien yang positif Covid-19.
Sekjen DPP HIPDA, David Walalangi mengungkapkan sebaiknya arah pembahasan lebih fokus pada pelaku penjambretan apakah sudah tertangkap atau belum. Ia menilai, saat ini sudah memasuki masa new normal sehingga pembahasan mengenai Covid-19 harus dikurangi.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Wilayah Surabaya Raya Akhiri PSBB Hari Ini, Bersiap Transisi
"Karena jika fokus pada pembahasan Covid untuk masalah pasien driver online yang meninggal karena awal kejadian penjambretan, maka akan rentan terbelok ke arah politik," ujarnya saat dihubungi SuaraJatim.id.
Berita Terkait
-
Meski Akui Kualitas Persija, Paul Munster Tak Beri Motivasi untuk Persebaya
-
Anak Ivan Sugianto Kini Berurai Air Mata, Reaksinya Saat Sang Ayah Bertindak Arogan Diungkit Netizen
-
Selamat! Ivan Sugianto Akhirnya Go International, Presiden Harus Menanggung Malu?
-
Dua Istri Hakim PN Surabaya Diperiksa Terkait Perkara Ronald Tannur
-
Skandal Suap Vonis Bebas Ronald Tannur, Kejagung Periksa Istri Hakim PN Surabaya Dalami Peran Ibu Terdakwa
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
60 Hari Keliling Jatim, Ini yang Didapat Risma-Gus Hans
-
KPR BRI Property Expo 2024 Goes To Ciputra Surabaya: Nikmati Punya Rumah Harga Seru Bertabur Bonus!
-
Bertemu Ratusan Milenial, Emil Dardak Beri Pesan Penting: TPS Masih Buka
-
Aneh Tapi Nyata! Warga Sumenep Niat Bikin Sumur yang Keluar Malah Api
-
Terungkap Penyebab Kebakaran di UIN SATU Tulungagung