Dikepung Ormas, 2 Mahasiswi dan 13 Mahasiswa Papua Tak Bisa Keluar Asrama

Kami 2 orang perempuan dan 13 laki-laki. Kami tertahan di aula ini. Kami sudah mengajukan delegasi untuk bernegosiasi agar kami bisa keluar, tapi mereka menolak, tukasnya.

Reza Gunadha
Jum'at, 16 Agustus 2019 | 18:58 WIB
Dikepung Ormas, 2 Mahasiswi dan 13 Mahasiswa Papua Tak Bisa Keluar Asrama
Wisma Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya, Jawa Timur, disambangi sejumlah orang dari organisasi massa karena viral video bendera Merah Putih dibuang ke comberan oleh oknum penghuni asrama tersebut, Jumat (16/8/2019). [Suara.com/Dimas Angga P]

SuaraJatim.id - Pengepungan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Nomor 10, Kota Surabaya, Jawa Timur, sejak Jumat (16/8/2019) sore masih berlangsung hingga artikel ini diunggah. Bahkan, massa pengepung bertambah banyak.

Aksi sepihak tersebut dilakukan gara-gara beredar foto bendera Merah Putih di sekitar asrama ditemukan dibuang dalam selokan.

Ormas-ormas itu menuding mahasiswa Papua dalam asrama itulah yang membuang bendera tersebut. Namun, mahasiswa yang berada dalam asrama membantah tudingan tersebut.

”Bukan kami yang membuang. Kami tak tahu apa-apa. Bendera itu terpasang sejak Kamis (15/8) kemarin, tak pernah kami apa-apakan,” tutur Dorlince kepada Suara.com.

Baca Juga:Asrama Dikepung Ormas, Mahasiswi Papua: Kami Tak Buang Bendera Merah Putih

Ia mengatakan, pada Pukul 15.20 WIB, tentara masuk ke depan asrama, kemudian disusul oleh Satpol Pol PP.

”Mereka merusak pagar. Mereka juga mencaci maki kami,” tuturnya.

Ia menuturkan, sejumlah orang juga mengacam mahasiswa dan mahasiswi yang tertahan di dalam asrama.

"Kamu jangan keluar, Sa tunggu kamu di sini, sampai Jam 12 nanti kamu jangan keluar," kata Dorlince menirukan perkataan si pengancam.

Dorlince menambahkan, dirinya dan mahasiswa lain juga dilempari batu. Mereka lantas berlari masuk ke dalam asrama. Akibatnya, batu-batu tersebut menyasar kaca. ”Banyak kaca asrama yang pecah.”

Baca Juga:Wisma Mahasiswa Papua Dikepung, Diduga Buang Bendera Merah Putih ke Selokan

”Awalnya hanya ada TNI dan Satpol PP, tapi kemudian didatangkan ormas-ormas reaksioner. Sekarang ini, setahu kami, tentara sudang memalang jalan agar tak bisa masuk,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, 15 orang pelajar asal Papua kekinian bertahan dalam aula asrama.

”Kami 2 orang perempuan dan 13 laki-laki. Kami tertahan di aula ini. Kami sudah mengajukan delegasi untuk bernegosiasi agar kami bisa keluar, tapi mereka menolak,” tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini