PWNU Jatim Inginkan Figur Pemimpin Baru yang Berani Melawan Radikal dan Intoleransi

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) menginginkan ketua umum PBNU yang terpilih pada Muktamar ke-34 NU di Lampung adalah figur pemimpin yang berani

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 14 Oktober 2021 | 10:23 WIB
PWNU Jatim Inginkan Figur Pemimpin Baru yang Berani Melawan Radikal dan Intoleransi
ilustrasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). [istimewa]

SuaraJatim.id - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) menginginkan ketua umum PBNU yang terpilih pada Muktamar ke-34 NU di Lampung adalah figur pemimpin yang berani melawan intoleransi dan radikal.

Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengatakan, secara umum di NU ingin akidahnya selamat, lembaga selamat tidak diambil orang, ibadah juga tetap rajin, anak-anaknya selamat tidak kurang ajar, negara selamat tidak kena sistem yang ingin merebut NKRI dan Pancasila.

"Kalau masih banyak aliran intoleransi radikal, memaksakan kehendak, lalu misal aliran itu masuk tetap harus ada ketua NU yang penuh untuk NKRI berani korbankan apapun," katanya usai menghadiri pelantikan jajaran pengurus baru PCNU Kediri masa kidmat 2021-2026 di Aula Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, mengutip dari Antara, Rabu (13/10/2021).

Menurut dia, selama ini figur ketua umum PBNU terpilih sesuai dengan zamannya. Hal ini juga tidak terlepas dari campur tangan Tuhan yang memilihkan sosok ketua sesuai dengan zaman.

Baca Juga:Soal Dukungan Caketum PBNU di Muktamar Lampung, Ketua PWNU Jatim Belum Bisa Declare

Mulai era kepemimpinan almarhum K.H. Abdurrahman Wahid yang pada saat itu mulai masuk aliran bermacam-macam dari internasional ke Indonesia, kemudian banyak didirikan pengurus cabang istimewa Nahdlatul Ulama era kepemimpinan almarhum K.H. Hasyim Muzadi.

Hingga muncul aliran transnasional dari ideologi asing yang seolah dipaksakan di Indonesia, di antaranya Wahabi, yang pada era kepemimpinan K.H. Said Aqil Siradj secara kuat melawan ideologi itu. 

Untuk ke depan, ia tidak tahu tantangannya seperti apa, namun jika masih banyak aliran-aliran intoleransi dan radikal di Indonesia memang dibutuhkan figur yang kuat melawan ideologi tersebut.

Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Kediri K.H. Muhammad Ma'mun Mahfud, yang juga hadir dalam pelantikan pengurus baru PCNU Kediri yakin figur yang terpilih akan tepat pada waktunya sesuai dengan tantangannya.

"Ke depan tidak tahu, tapi hari ini kan radikalisme dan orang-orang yang ingin mendongkel NKRI. Kuat tidak tapi 'ngeyel' (keras kepala)," kata Gus Ma'mun, sapaan akrabnya.

Baca Juga:Ini Pertimbangan PCNU Jatim Usung Gus Yahya Cholil Staquf di Muktamar ke-34 NU

Ia juga menambahkan hingga kini belum ada pertemuan membahas calon-calon di Muktamar 2021. Namun, dari berbagai isu yang berkembang saat ini sudah santer nama-nama yang diunggulkan.

Kendati dari PWNU Jawa Timur sudah memberikan dukungan untuk Gus Yahya sebagai calon ketua umum PBNU, dari PCNU Kabupaten Kediri juga belum membahas secara resmi.

"Ini kan masih pengumpulan data dari kami. Bahwa kemudian ada edaran dari PWNU Jawa Timur yang sudah mendukung nama, belum disosialisasikan ke kami," kata dia.

Secara kelembagaan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur memutuskan mendukung KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya sebagai calon ketua umum Pengurus Besar NU periode 2021-2026 dalam Muktamar ke-34 di Lampung pada 23–25 Desember 2021.

PBNU akan menggelar Muktamar ke-34 di Lampung yang akan berlangsung pada 23 - 25 Desember 2021. Rencananya lokasi Muktamar NU digelar di Lampung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat karena masih pandemi Covid-19. Kegiatan akan berlangsung dengan daring dan luring.

Rencana pemilihan ketua tanfidziyah atau ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulamadi Muktamar 2021 tersebut akan dilakukan dengan metode satu orang satu suara oleh para pemilik suara. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini